PRAYA — Puluhan orang yang merupakan warga Desa Kerembong, Kecamatan Janapria, Loteng mengalami keracunan masal. Hal itu terjadi setelah sebelumnya mereka memakan makanan nasi bungkus dari hajatan syukuran warga setempat.
Kejadian itu terjadi pada Selasa malam ((9/10). Beruntung tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut, hanya beberapa orang hingga sekarang masih menjalani perawatan di Puskesmas terdekat. Sebagian korban juga telah pulang, dankorban lainnya masih menjalani rawat jalan.
BACA JUGA: Sebarkan Hoaks, Warga Lobar Ditangkap
Kapolres Loteng melalui Kasat Reskrim, AKP Rafles P Girsang ketika dikonfirmasi membenarkan terkait permasalahan keracunan massal itu. Pihaknya ketika menerima laporan langsung turun ke TKP untuk melakukan pemeriksaan. Dari keterangan warga, keracunan terjadi setelah warga menyantap nasi bungkus dari kegiatan syukuran warga setempat.
“Kami sudah memeriksa dan mengambil sample pada nasi bungkus itu untuk di uji pada laboratorium, bekerjasama dengan BPPOM. Hal itu dilakukan untuk mencari zat apa yang terkandung dalam nasi itu,” ungkap Rafles saat ditemui diruangan kerjanya, Rabu kemarin (10/10).
Dari keterangan warga, kejadian bermula sekitar pukul 13.00 Wita bertempat dirumah salah seorang warga inisial IH, yang sedang mengadakan acara selamatan atau syukuran dalam rangka mendapat kiriman uang dari keluarga yang menjadi TKI, dengan cara mengundang tetangga sekitar 40 orang.
Untuk mempersiapkan acara syukuran itu, tuan rumah dibantu warga mulai memasak pada pukul 08.00 Wita, dan kemudian nasi dibungkus pada pukul 12.00 Wita. Setelah itu, malamnya berlangsung acara zikiran sekitar 15 menit, untuk kemudian dilanjutkan dengan pembagian nasi bungkus kepada undangan yang mengikuti zikiran, baik orang tua maupun anak-anak.
Setelah mendapatkan bagian nasi bungkus, selanjutnya nasi bungkus itu dibawa pulang ke rumah masing-masing, dan nasi bungkus tersebut kebanyakan dimakan oleh istri dan anak-anak warga. “Sekitar pukul 16.00 Wita, warga yang memakan nasi bungkus tersebut mengalami sakit perut, disertai dengan mual-mual, muntah-muntah, badan lemas dan kepala pusing. Sehingga membuat warga setempat panik, dan kemudian melarikan semua warga yang makan nasi itu ke Puskesmas terdekat,” jelasnya.
Warga yang sampai saat ini masih dirawat di dua Puskesmas, diantaranya Puskesmas Selebung dengan pasien atas nama Hasan 8 tahun, Mawardi 25 tahun dan Ahmad 5 tahun. Sedangkan di Puskesmas Muncan, Kopang, yang masih dirawat adalah Arzi 5 tahun, dan lainya.
Untuk sementara warga hanya mendapatkan rawat jalan setelah diberikan obat oleh para tim medis Puskesmas itu. “Tidak banyak warga yang mendaptkan perawatan. Karena korban diberikan pertolongan pertama dengan diberikan minum kelapa muda dan susu,” ungkapnya.
Rafles menyatakan, pihaknya hingga sekarang masih belum menyimpulkan keracunan itu terjadi karena apa? Sebab sejumlah sampel makanan yang dihidangkan dalam nasi bungkus tersebut belum dilakukan uji lab. Namun jika nanti misalnya ada unsur kesengajaan, maka pihaknya akan melakukan proses ketahap selajutnya. “Masih sebatas saksi- saksi, jadi tunggu hasil lab saja dulu. Karena dengan hasilnya itu, baru kami bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.
Sementara menurut keterangan warga yang memasak, mereka hanya memasak makanan seperti biasanya. Namun perkiraan, keracunan itu terjadi karena nasi bungkus terlalu lama dibiarkan, atau tidak dimakan langsung. “Biasanya juga keracunan makanan disebabkan oleh adanya bahan yang digunakan sudah kadaluarsa, atau tumbuh jamur, sehingga mengakibatkan keracunan,” terangnya.
BACA JUGA: Polisi Ringkus Pelaku Curanmor
Sedangkan Kapolsek Janapria, AKP I Ketut Weda membenarkan informasi tersebut. Hanya saja pihaknya belum bisa memastikan penyebab puluhan warga keracunan. “Jumlah korban dan penyebabnya sekarang masih selidiki. Kami belum bisa pastikan penyebabnya,” ungkapnya.
Dibenarkan, kasus keracunan ini terjadi setelah warga menyantap nasi bungkus di rumah salah seorang warga yang memiliki hajatan syukuran. Berdasarkan informasi yang dia terima, beberapa warga dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan. “Tim dari Dinas Kesehatan juga sudah ke lapangan untuk penanganan dan pemantauan lebih lanjut,” pungkasnya. (met)