Imbas Banjir dan Longsor Malaka, Tiga KK Warga Senggigi Mengungsi

GIRI MENANG – Akibat hujan deras di Kabupaten Lombok Utara (KLU) Minggu (16/10/2022), banjir kiriman juga meluber sampai Dusun Kerandangan, Desa Senggigi, Kabupaten Lobar yang ada di perbatasan Lobar – KLU, meski wilayah itu tidak terjadi hujan lebat.

Kepala Desa Senggigi, Mastur, kondisi sungai di KLU tidak mampu menampung debit air. Selain karena derasnya air sungai juga akibat dari longsor yang melanda desa Malaka Kecamatan Pemenang. Akibatnya, air meluap ke jalan, hingga masuk ke pemukiman warga. Begitu juga kondisi jalan raya yang menghubungkan Senggigi dengan KLU tidak bisa dilewati, karena derasnya air yang mengalir di jalan raya. “Di Kerandangan memang tidak ada hujan, hanya gerimis saja. Banjir ini kiriman dari KLU,” katanya.

Ia menuturkan, banjir kiriman itu telah membuat perkampungan warga di Kerandangan kebanjiran dan ada tiga Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi sementara karena rumahnya kemasukan air. “Tiga KK mengungsi, karena rumah mereka kemasukan banjir yang disertai lumpur,” ujarnya.
Hingga pukul 19.00 Wita malam, kondisi banjir sudah mulai surut, namun warga tetap waspada, sebagai langkah antisipasi adanya banjir susulan. “Kondisi sekarang sudah mulai surut, Tetapi untuk antisipasi warga tetap kita ungsikan sementara,” jelasnya.

Baca Juga :  Sesaot Juara 4 Kategori Penerapan CHSE ADWI 2021

Sebelumnya, Pemkab Lobar juga telah meminta masyarakat untuk waspada bencana, karena sudah masuk musim hujan dan cuaca ekstrem. Pemkab Lobar juga akan gelar Apel Kesiapsiagaan untuk mengetahui potensi yang disiapkan oleh Lobar dalam rangka menghadapi cuaca ekstrem tahun 2022 ini.
“Tujuan utama apel siaga untuk mempersiapkan diri menghadapi masalah yang akan datang, dan pembagian tugas yang jelas, termasuk kontrol peralatan yang ada,” kata Kepala BPBD Lobar, Mahnan.

Untuk diketahui bersama, bahwa 10 kecamatan di Lobar memiliki potensi rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan kekeringan pas musim kemarau. Saat ini lanjut dia, sampai kurun waktu Januari – pertengahan Oktober 2022, walaupun transisi dari musim kemarau masuk ke musim hujan ini sudah terjadi beberapa bencana di wilayah Lobar.
“Dengan berbagai fenomena alam yang terjadi harus kita antisipasi bersama dalam menjaga Kabupaten Lombok Barat ini tetap aman dan nyaman,” ungkapnya.
Dia mengatakan, Pemkab Lobar akan mengantisipasi bencana yang akan terjadi dan meminta bantuan stakeholder untuk sama-sama bekerja dalam penanggulangannya.

Baca Juga :  Lobar Gagal Ambil Aset STIE-AMM, Jadi Catatan Dewan

Sementara itu, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid meminta Kalak BPBD untuk mempercepat tim siaga bencananya supaya jelas siapa yang bertanggung jawab, termasuk dalam konteks hal-hal yang dibutuhkan ketika nanti terjadi bencana. “Untuk Posko ini juga sangat penting, dan saya meminta untuk ditetapkan di mana titik posko ketika nanti terjadi bencana di suatu tempat. Ini juga akan memudahkan kita untuk mendistribusikan bantuan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, untuk pemotongan ranting pohon untuk seterusnya akan dilanjutkan, dan mengidentifikasi pohon-pohon mana yang harus ditebang. “Saya berharap kepada seluruh camat untuk segera melaporkan pohon-pohon yang sudah lapuk atau berbahaya bagi pengendara, untuk dilakukan penebangan. Karena kemarin kita tahu di jalan raya Lembar sudah ada korban jiwa,” pungkasnya. (ami)

Komentar Anda