81.290 Orang Masih Jadi Pengangguran di NTB

Dominasi Lulusan SMK dan Universitas

Ilustrasi pengangguran
Ilustrasi pengangguran

MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Februari 2019 masih berada diangka 81.290 orang. Jumlah ini membaik dibanding posisi Februari 2018. Dalam setahun terakhir, jumlah pengangguran berkurang 1.917 orang, sejalan dengan TPT yang turun menjadi 3,27 persen pada Februari 2019.

Kepala BPS NTB Suntono mengatakan tren angka jumah pengangguran terbuka pada Februari setiap tahunnya menunjukkan penurunan. Bahkan sejak 2017 lalu, angka penggangguran terus menurun. Hanya saja, jumlah pengangguran terbuka di perkotaan justru tercatat lebih tinggi dibanding wilayah perdesaan. Pada Februari 2019, TPT di wilayah perkotaan sebesar 4,47 persen, sedangkan TPT di wilayah perdesaan hanya sebesar 2,22 persen.

“Setiap tahunnya angka penggaguran terbuka di NTB mengalami penurun,” kata Suntono, Senin kemarin (6/5).

Menurut Suntono, dibandingkan pada 2018, TPT di perkotaan mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen dan di perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,95 persen. Selanjutnya, dilihat dari tingkat pendidikan, pengangguran tertinggi masih didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 5,75 persen. Kemudian lulusan Diploma sebesar 4,14 persen, yang artinya pengangguran terbanyak berasal dari lulusan SMK dan D3.

Baca Juga :  Lulusan SMK Pengangguran Tertinggi di NTB

Jika melihat kondisi pendidikan mayoritas penduduk yang bekerja di NTB adalah lulusan SD dan SMP, maka sisi kualitas pekerja pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah (PR), karena masih didominasi TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 1,56 persen.

Dengan kata lain, kata Suntono, ada penawaran tenaga kerja tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMA dan universitas. Penduduk yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja dan tidak memilih, terpenting bekerja dan mendapatkan upah dan itu didominasi pendidikan SD.

Baca Juga :  Pengangguran di Mataram Mencapai 12 Ribu

Sementara itu, penduduk bekerja sebanyak 2.408.095 orang, bertambah menjadi sebanyak 32.284 orang dari Februari 2018. Lapangan pekerjaan mengalami peningkatan presentase penduduk bekerja, terutama pada administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 1,21 persen, jasa pendidikan sebesar 1,00 persen, dan industri pengolahan sebesar 0,69 persen. Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan utamanya pada pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 2,41 persen dan perdagangan besar dan eceran, kemudian reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 0,87 persen. Sebanyak 1.635.422 orang atau sekitar 67,91 persen, bekerja pada kegiatan informal dan sebanyak 772.673 orang bekerja di kegiatan formal .

“Selama setahun terakhir berdasarkan data year on year pekerja informal turun sebesar 3,60 persen,” jelasnya. (cr-dev)

Komentar Anda