MATARAM—Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berakhir Kamis kemarin (6/4).
Sampai berakhirnya pelaksanaan UN dengan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau scara manual atau UN Kertas Pensil (UNKP), terdata sejumlah siswa tidak mengikutinya. Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, terdapat 308 siswa Daftar Pengikut Tetap (DPT) yang tidak ikut UN tersebut. “Memang ini cukup banyak jumlahnya, namun tidak ada siswa kita yang sengaja tidak ikut melainkan mereka memang sudah tidak aktif dari awal,” Kata Kabid Pembinaan SMK Dikbud NTB Lalu Hasbulwadi Kamis kemarin (6/4).
[postingan number=3 tag=”un”]
Dijelaskannya, mulai dari hari pertama jumlah siswa yang tidak ikut UN terus bertambah. Seperti pada hari pertama terdapat 10 siswa. Lalu pada hari ketiganya terdapat 38 orang. Kemudian pada data terakhir Dikbud NTB memastikan jumlah siswa DPT yang tidak ikut UN terdapat 308 orang. Ternyata yang paling banyak siswa tidak ikut UN di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Rinciannya Kota Mataram sebanyak 21 siswa, Lobar 20 siswa, Loteng 20 siswa, Lotim 108 siswa, KLU 17 siswa, Sumbawa 5 siswa, KSB 1 siswa, Dompu 21 siswa, Kabupaten Bima 40 siswa dan Kota Bima 76 siswa.
Menurut Hasbulwadi, alasan siswa yang tidak ikut UN itu karena banyak yang sudah menikah pada saat masih berstatus pelajar. Ada yang menikah pada saat sudah semester 2 kelas XII, namun ada juga yang menikah saat kelas XI semester 2. Nama ratusan siswa yang tidak ikut UN di berbagai sekolah ini sudah masuk dalam daftar tetap di pusat.
Pihaknya tambah Hasbulwadi, akan tetap mengusahakan 308 siswa ini bisa ikut UN. Langkah yang akan dilakukannya dengan meminta kepada seluruh Kerpala UPT Dikmen PK-PLK Dikbud NTB di setiap Kabupaten/Kota serta sekolah, agar menghubungi kembali siswa ini agar bisa ikut UN susulan.
Hasbulwadi khawatir, jika 308 siswa ini tidak ikut UN susulan, maka pemerintah pusat menganggap siswa ini drop out. “Kami akan benar benar mendorong pihak UPT Dikmen kabupaten/kota dan para sekolah agar mengusahakan mereka bisa ikut UN susulan,” tambahnya.
Terpisah Kepala UPT Dikmen PK-PLK Dikbud NTB Lotim Junaidi mengatakan, jumlah siswa yang tidak ikut UN sebanyak 108 orang di Lotim itu, tidak semata-mata tidak hadir. Pada hari terakhir pelaksanaan UN, ditemukan banyak lembar soal yang kosong. Akibatnya, ada 104 siswa di SMKN 2 Selong, SMKN 3 Selong, SMKN 1 Pringgasela, SMKN 1 Pringgabaya dan SMKN 1 Sakra ini tidak bisa mengikuti UN hari terakhir. Praktis mereka dianggap tidak hadir. Akhirnya, mereka arus mengikuti ujian susulan nantinya.
Lalu ada 4 orang siswa yang memang benar tidak mengikuti UN sejak awal hingga hari terakhir. “Jumlah siswa kita yang 108 ini beda beda masalahnya,” Tutup Junaidi (cr-rie)