Kelangkaan Solar Mulai Dikeluhkan Warga

ANTRE: Tampak masyarakat berbodong-bodong mengantre Solar disalah satu SPBU menggunakan jeriken, Rabu (30/3). (Faisal Haris/Radar Lombok)

MATARAM – Sejumlah wilayah di NTB terjadi kelanggaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini dikeluhkan masyarakat pasalnya harus antre panjang untuk mendapatkan solar di SPBU. “Kita dari subuh (pagi) sudah ada di sini. Tapi sampai jam 10 Wita masih ngantre, belum dapat giliran,” keluh Ahmad warga Desa Barabali saat antre di salah satu SPBU di Jl. Raya Mantang No.16, Aik Darek, Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (30/3).

Ahmad yang berprofesi sebagai pengusaha penggilingan padi keliling ini mengaku, kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Menurut informasi yang diterima karena stok solar yang dikirim sangat terbatas. Bahkan ketika sudah sore hari stok solar sudah habis. “Kita juga hanya diperbolehkan beli satu jeriken. Tidak boleh lebih,” tuturnya.

Atas kondisi ini, Ahmad berharap kepada pemerintah supaya dapat mengatasi kelanggaan stok solar, karena sangat mengganggu aktivitasnya dalam menjalankan usaha sehari-hari. “Ya kami sangat rugi kalau kondisi ini terus terjadi karena bisa kami tidak bekerja. Jadi kita harapkan pemerintah segara normalkan,” tandasnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan, Ardi yang berprofesi sebagai pengarap sawah. Ia sudah beberapa hari ini terpakasa tidak bisa keluar kerja menggarap sawah warga karena traktor tidak ada bahan bakar. “Jadi terpaksa kita libur dari kemarin. Karena solar langka,” keluhnya.

Sendanya juga disampaikan, Amir yang berprofesi sebagai sopir, sejak beberapa hari lalu, ia harus mengatrea hingga puluhan meter baru dapat giliran. Bahkan mengantre hingga berjam-jam baru dapat giliran. “Kami juga cepe ngantre berjam-jam baru dapat,” sautnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur Dirumorkan Diganti, Najamudin: Hoaks

Sementara salah satu petugas, menyampaikan setiap hari pihaknya hanya mendapatkan jatah solar hanya 8 ton perhari. Itupun tidak lama langsung ludes terjual. “Setiap hari tetap ada solar mas. Tapi terbatas yang kami terima hanya 8 ton,” terangnya yang enggan dikorankan namanya.

Pantuan Radar Lombok ke sejumlah SPBU yang menyiapkan Solar subsidi juga terjadi antrean. Salah satunya di SPBUGerimax yang ada di Jl. Ahmad Yani, Gerimax Indah, Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Bahkan nampak kendaran dum truk berjejer mengantre gilirin sepanjang 50 meter lebih.

Section Head Communication & Relations Pertamina Jatimbalinus Arya Yusa Dwicandra yang dihubungi terpisa mengatakan, kondisi di NTB tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Terlebih BBM jenis solar yang dijual ada dua jenis harga. Ada solar bersubsidi atau dinamakan jenis bahan bakar tertentu sesuai Perpres 191 tahun 2014 dan ada yang tidak bersubsidi atau solar harga normal atau untuk industri.

Untuk solar bersubsidi, katanya, NTB mendapatkan kouta sesuai dengan keputusan pemerintah. Sehingga dalam penyalurannya pihaknya menyesuaikan dengan kouta yang ada. “Kita ada kuota (solar subsidi), maka penyalurannya harus sesuai dengan kuota itu,” katanya.

Baca Juga :  Pengedar Jaringan Sumatera Dibekuk, 2,7 Kg Sabu Diamankan

Untuk kuota NTB per tahun, sambungnya, pihaknya tidak bisa menyebutkan berapa kouta yang didapatkan, karena data jumlah kouta yang didapatkan ada di dinas ESDM Provinsi NTB. Namun dari informasi yang diterima dari pusat memang terjadi kenaikan konsumsi secara nasional untuk jenis solar. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kuota per triwulan I tahun 2022 yang sudah over hingga 10 persen. Sehingga Pertamina harus mengevaluasi dan mengatur kebutuhan masing-masing SPBU kembali. “Stok solar subsidi secara nasional di level 20 hari dan setiap hari stok ini sekaligus proses penyaluran ke SPBU terus dimonitor secara real time. Namun perlu diketahui secara nasional per Februari penyaluran solar subsidi melebihi kuota,” terangnya.

Untuk itu, pihaknya akan terus memonitor seluruh proses distribusi mulai dari terminal BBM hingga konsumen untuk memastikan SPBU selalu tersedia bahan bakar bagi masyarakat, khusus solar subsidi. “Kami akan fokus pelayanan di jalur logistik serta jalur-jalur yang memang penggunannya adalah yang berhak menikmatinya. Konsumen pengguna solar subsidi yang berhak tidak perlu panik dan membeli sesuai kebutuhan,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas ESDM NTB, Zainal Abidin yang dikonfirmasi soal berapa jumlah kouta solar subsidi pertahun di NTB belum dapat dihubungi. Meski sudah berulangkali coba dikonfirmasi  memberikan jawaban keterangan. (sal)

Komentar Anda