Video Siswi SD Masturbasi dengan Timun Viral

ILUSTRASI: Ilustrasi video tak senonoh viral di media sosial.(IST FOR RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Seorang siswi SD kelas VI di Kecamatan Pemenang masturbasi memakai timun, viral.
UPTD Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) KLU pun turun tangan.

Kepala Dinsos PPPA KLU Fathurrahman mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat terkait adanya video siswi SD yang melakukan aksi tak senonoh tersebut. “Menyikapi itu Unit PPPA langsung turun melakukan investigasi dan penanganan bekerja sama dengan berbagai stakeholder,” ujarnya, Kamis (15/2).

Kepala PPA pada Dinsos PPPA KLU Tri Nuril Fitri menambahkan bahwa informasi awal yang mereka terima ada seorang bapak yang ingin menganiaya anaknya lantaran mendapati video anaknya tengah masturbasi menggunakan timun.

Baca Juga :  Artadi Menunggu Pelantikan sebagai Ketua DPRD KLU

“Setelah ditelusuri ternyata anak ini membuat video karena ada pria yang tidak ia kenal menjanjikannya uang Rp 250.000. Dia di-chat melalui WhatsApp. Setelah anak ini membuat video kemudian dikirim ke pria yang juga masih di bawah umur ini ternyata uangnya tidak diberikan. Malah videonya disebarkan,” ujarnya.
Pihaknya kata Fitri langsung berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk menenangkan orang tua korban.

“Kemarin kita ketemu di Dinas Kesehatan. Di sana dari Kepolisian, Dinas Kesehatan, orang tua dari korban dan korban serta kepala dusun. Orang tua korban menyerahkan anaknya ke kami untuk disembuhkan,” ujarnya.
Langkah yang diambil UPTD PPA adalah dengan memberikan pemulihan psikis. Kemudian pendampingan berita acara pemeriksaan (BAP) di Polres Lombok Utara. “Pria yang menyebarkan video anak tersebut sudah kita laporkan ke Polres Lombok Utara. Pelaku usianya masih 15 tahun asal Kecamatan Kayangan,” ucapnya.

Baca Juga :  Putra Bupati KLU Resmi Daftar di PKB  dan Demokrat

Terkait bagaimana awal mulanya mereka bisa saling berkomunikasi, Fitri menjelaskan bahwa mereka ini punya grup WhatsApp. Grupnya pun bermacam-macam. Salah satunya grub video dewasa.

“Memang miris anak seusia mereka melakukan hal ini. Hasil penelusuran kita anak yang membuat video ini pernah jadi korban kekerasan seksual saat berusia 4 tahun oleh anak sebayanya. Makanya tidak bisa kita salahkan. Di sinilah peran semua kita untuk menyelamatkan,” ucapnya. (der)

Komentar Anda