Uang Pendaftaran Peserta TNI International Marathon 2018 untuk Korban Gempa

TNI International Marathon 2018
LARI : Sebagian pelari dalam TNI International Marathon 2018 sesaat setelah dilepas oleh Panglima TNI di Pantai Kuta Lombok Tengah. (M. Haerudin/RADAR LOMBOK)

PRAYA—Ribuan pelari baik dari dalam negeri maupun luar negeri meramaikan event TNI International Marathon 2018 di Pantai Kuta Lombok Tengah kemarin. Kegiatan internasional ini digelar dalam rangka peringatan HUT TNI ke-73 serta kampanye NTB Bangkit. Uang pendaftaran peserta disumbangkan untuk korban gempa. “ Kita ingin tunjukkan kepada dunia bahwa NTB aman. Kita punya destinasi wisata yang indah-indah,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto usai melepas peserta.

Panglima TNI didampingi Kasad Jenderal Mulyono, Kasal Laksamana Siwi Sukma Adji, dan Kasau Marsekal Yuyu Sutisna. Panglima TNI mengatakan kegiatan marathon ini akan dijadikan sebagai event tahunan. Ada sekitar 6000 pelari ambil bagian. Ada sekitar 240 pelari mancanegara yang berasal dari 24 negara. Para pelari mengikuti lomba dalam empat kategori yakni 5 K, 10 K, 21 K dan 42 K. “ Kita juga mengundang perwakilan negara-negara sahabat untuk ambil andil dalam perhelatan ini. Bahkan wakil Kepala Staf Angkatan Darat Australia ikut turun berlomba dalam kategori 42 K,” ungkap Kepala Penerangan Kodam Jaya Jakarta, Kolonel Infteri K Sianturi.

Baca Juga :  TNI International Marathon 2018, Kenya Terbanyak Kirim Pelari

Negara Kenya tercatat paling banyak mengirim utusan yakni 86 pelari. Memang dalam mengikuti kegiatan ini peserta harus mengeluarkan uang pendadaftaran. Hanya saja uang pendaftaran tersebut digunakan untuk membantu korban gempa. “Yang jelas kita sudah perkirakan kalau 6000 peserta yang mendaftar dengan harga yang murah, maka kita sudah bisa memperhitungkan jumlah untuk bisa didonasikan,” jelasnya.

Ini merupakan kegiatan yang pertama dan memiliki hadiah yang paling besar. Hal itu memang tidak terlepas dari berbagai dukungan baik dari pemerintah maupun swasta. “ Kemudian dari ITDC sendiri yang memiliki kawasan sangat berperan besar menyukseskan kegiatan ini,” jelasnya.

Agar semakin meriah, para pelari disambut dengan tari tradisional Lombok dan disuguhkan aksi terjun payung, demo pesawat dari Jupiter Airobatic Team TNI AU dan lain-lain. “ Bahkan malam sebelum kegiatan telah digelar doa bersama agar bangsa Indonesia selalu dalam lindungan Tuhan,” jelasnya.

Baca Juga :  TNI International Marathon 2018, Kenya Terbanyak Kirim Pelari

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh. Faozal menyampaikan bahwa awalnya TNI menyelenggarakan marathon bukan untuk korban gempa, karena penjadwalan dan persiapan telah dilaksanakan jauh-jauh hari. “ Kegiatan ini awalnya ditujukan ke dua hal, yakni mempromosikan 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia. Mandalika adalah salah satu prioritas itu. TNI juga ingin mencari bibit pelari,” jelasnya.

Awalnya kegiatan besar ini diselenggarakan di bulan Oktober. Bagi sektor pariwisata, kegiatan ini sangat penting karena memang Mandalika merupakan destinasi yang tidak terdampak gempa. Tidak ada alasan untuk tidak dipromosikan dari berbagai sisi. “Artinya ada destinasi yang bisa kita promosikan pasca bencana ini yakni Mandalika. Makanya sangat penting,” jelasnya.

Selama menunggu peserta lari tiba di garis finish, pengunjung disuguhkan berbagai hiburan.(met)

Komentar Anda