Trik Lalu Halit Wahyu Jati Mengubah Stigma Negatif Karang Bagu

KELOMPOK : Kini warga mulai mengembangkan kelompok budidaya ikan sampai penggemukan sapi.(SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)

Siapa yang tidak kenal Lingkungan Karang Bagu, Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Stigma kampung itu sebagai kawasan merah peredaran narkotika sudah cukup lama. Lurah Karang Taliwang, Lalu Halit Wahyu Jati terus berupaya mengubah stigma negatif dengan cara pemberdayaan warga setempat.


LALU Halit Wahyu Jati harus memutar otak sejak dilantik menjadi lurah Karang Taliwang empat bulan silam. Banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan, salah satunya soal pemberdayaan masyarakat. Mengingat, selama ini wilayah itu banyak mendapat sorotan negatif sebagai kawasan merah peredaran barang gelap narkotika. Tentunya, sorotan ini merujuk pada banyaknya kasus peredaran narkotika yang ditemukan di kawasan kelurahan itu, khususnya Lingkungan Karang Bagu.

Dengan sentuhan tangan dingin Lalu Halit, secara pelan-pelan memberikan pembinaan kepada masyarakat. Merangkul mereka yang sudah terjebak ke lembah noda untuk diajak ke jalan yang lurus. Terutama kepada mereka yang sempat merasakan sakitnya hidup di balik jeruji besi lantaran terjerat kasus narkotika.

Pembinaan yang dilakukan Lalu Halit tentunya bukan dengan tangan hampa atau sekadar pepesan kosong. Ia berusaha merangkul masyarakat sekitar dengan memberikan program pembinaan. Salah satunya dengan membangun kelompok usaha bersama (KUBe) ‘Mari Bersatu’.

Melalui wadah ini, para eks narapidana narkotika diberikan bantuan program yang bergerak di sektor budidaya perikanan dan peternakan. Mengingat, sumber daya alam di sekitar kawasan itu cukup mendukung untuk mengembangkan sektor perikanan dan peternakan.

Baca Juga :  Cara Kelurahan Jempong Cegah Kasus Pernikahan Dini

Hasil sentuhan Lalu Halit kini mulai tampak. Banyak yang aktivitas positif masyarakat yang mulai berkembang. Terutama dengan wadah yang ia bangun bersama masyarakat. ‘’Kami merangkul eks napi bekerja sama mengelola kolam perikanan. Ada budidaya bibit lobster, gurami, lele, nila, bebek, sampai penggemukan sapi,’’ kata Lalu Halit.

Perubahan ini juga dapat dirasakan saat memasuki Lingkungan Karang Bagu. Masyarakat sekitar mulai menyibukkan diri dengan kreativitas positif yang dibangun. Mereka bahkan sudah menata lingkungan menjadi asri dengan dipenuhi beragam tanaman. Lingkungan yang berada di ujung selatan berbatasan dengan saluran tersebut tampak asri. Masyarakat setempat mulai kreatif melakukan budidaya ikan.
Halit yang baru empat bulan menjabat terus mendekati masyarakat sekitar serta melakukan pendampingan. Melalui program pemberdayaan serta melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk bantuan. Seperti Dinas Perikanan memberikan bantuan bibit, pembudidayaan hingga pemasaran. Begitu juga dengan program peternakan melalui penggemukan sapi, sudah mulai dilakukan dengan pembinaan Dinas Pertanian.

Kata Halit, hal ini merupakan salah satu upaya penanggulangan masalah narkoba dengan cara yang berbeda. Program lainnya juga pembinaan kepada masyarakat untuk kursus menjahit. Ia menaruh ekspektasi tinggi dengan kegiatan ini masyarakat Lingkungan Karang Bagu dapat menciptakan kawasan tempat tinggal mereka bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Baca Juga :  Buat Aplikasi Marketplace Bantu Usaha Kecil

Selain itu, Halit juga mengajak warga sekitar bergotong royong setiap pekan menata kawasan perkampungan. Dengan meningkatkan kesadaran dan ekonomi masyarakat bisa meninggalkan stigma negatif. Karena dulunya, Karang Bagu salah satu lingkungan yang dikenal negatif.

Ketua Kelombok KUBe Mari Bersatu, Saprianto menambahkan, keberadaan kelompok budidaya bisa meningkatkan semangat masyarakat sekitar. Ada ribuan ikan yang sudah dibudidaya dan berhasil dijual. Bukan hanya di Kota Mataram namun bisa dikirim ke luar Kota Mataram. ‘’Kita berdayaan teman-teman, ada juga mantan eks napi. Kini sudah mulai budidaya ikan sampai penggemukan sapi,’’ katanya.

Pria yang karib disapa Abah Yek ini menambahkan, jumlah kelompok sudah mencapai 20 orang. Ada juga pendampingan dari kelurahan sampai dinas terkait. Secara pelan-pelan mulai sadarkan diri untuk ikut bergabung. Dengan pendekatan, masyarakat mulai mengubah stigma negatif. ‘’Kita sudah mulai kerja bersama, dari hasil budidaya ikan dan pengemukan sapi bisa menambah perekomian masyarakat dan kelompok. Seperti budidaya bebek pedanging, tetunya kebutuhan pasar terus meningkat. Kelompok terus berinovasi,’’ tambahnya. (Sudirman)

Komentar Anda