TRADISI “ROWAH 1001 TEBOLAQ BEAQ” SAMBUT BULAN SUCI RAMADAN

ROWAH: Tradisi Rowah 1001 Tabolaq Beaq menyambut bulan Suci Ramadan yang dilakukan masyarakat Desa Gelanggang, yang dipusatkan di Pemakaman Umum desa setempat, Sabtu (18/3). (IST)

Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, hingga kini masih tetap melestarikan budaya para leluhur yang diwariskan turun-temurun. Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Gelanggang, Kecamatan Sakra Timur, yang menggelar tradisi “Rowah 1001 Tebolaq Beaq”, yaitu membawa 1001 dulang berisi aneka jenis makanan, untuk menyambut Bulan Suci Ramadan.

RIBUAN masyarakat Desa Gelanggang terlihat berbaris beriringan membawa 1001 dulang dengan tutup sesaji berwarna merah. Tradisi ini dinamakan “Rowah 1001 Tebolaq Beaq” menyambut Bulan Suci Ramadan yang dipusatkan di pemakaman umum di desa setempat.

Tradisi ini adalah warisan para leluhur yang sampai sekarang masih diwariskan oleh masyarakat setempat. Kegiatan ini dijadikan ajang silaturrahmi, berbagai rezeki dan saling mendoakan orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal.

Baca Juga :  MENGENAL CITRA PUTRI BUDI ANDINI, SRIKANDI PETEMBAK BERBAKAT NTB

“Rowah ini bermakna menjaga silaturrahmi. Semua keluarga kita undang. Dulang yang dibawa warga ini kita makan bersama,” tutur Zirhan, selaku Ketua Panitia.

Dijelaskan, Rowah 1001 Tebolaq Beaq (merah, red) memiliki makna bagaimana menjaga silaturrahmi jelang datangnya bulan suci Ramadan. Sedangkan Begibung bermakna makan bersama dengan keluarga dekat maupun kerabat.

Apa pun jenis makanan yang disajikan dalam dulang tersebut, akan dimakan bersama tanpa memandang status sosial entah itu kaya -miskin, tua – muda, pejabat dan masyarakat biasa semua berbaur menjadi satu.

Baca Juga :  Lalu Ladeva Alfusai'du Karman Alumni MAN 2 Mataram yang Diundang Simulasi PBB di Amerika

“Di hadapan Allah SWT semua kita sama, tanpa memandang warna kulit. Melalui kegiatan ini, kita juga memanjatkan doa untuk yang masih hidup maupun keluarga kita yang telah meninggal dunia,” ujarnya.
Berbagai kegiatan lainnya yang dilaksanakan adalah pengajian, baru setelah itu ditutup dengan doa. Roah 1001 Tebolak Beak biasanya berlangsung dari 7 hari sebelum hari puncak (Ramadan) tiba. “Biasanya masyarakat akan membersihkan makam, memperbaiki fasilitas makam yang kurang, dan kegiatan lainnya,” jelasnya. (M GAZALI – LOMBOK TIMUR)

Komentar Anda