Survei Perpustakaan Nasional: Minat Baca Masyarakat KLU Lampaui Lobar

MINAT: Seorang pengunjung mencari buku bacaan di gedung perpustakaan sementara, di bawah tenda BNPB. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Menurut data, minat baca masyarakat Kabupaten Lombok Utara (KLU) terbilang sedang.

Sesuai hasil survei dari Perpustakaan Nasional, minat baca di KLU mencapai 49 persen lebih, sedangkan Lombok Barat yang dulu menjadi kabupaten induk dari KLU hanya 47 persen lebih. Adapun Kota Mataram tertinggi 56 persen lebih. “Sesuai survei nasional, minat baca masyarakat baik pelajar maupun umum terbilang sedang 49 persen lebih. Urutan kedua setelah Mataram, dan lebih tinggi dibandingkan Lombok Barat. Data penilaian dilakukan pada tahun 2020,” ungkap Kabid Perpustakaan Daerah pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan KLU Anas Khairul Yakin kepada Radar Lombok, Rabu (14/4).

Pada waktu itu yang disurvei sebanyak 122 kabupaten/kota. Di NTB ada tiga kabupaten/kota yang disurvei.

Baca Juga :  Hilal Tak Terlihat di Pantai Loang Baloq, Awal Ramadan Tunggu Sidang Isbat

Upaya yang dilakukan selama ini dalam meningkatkan minat baca yakni meluncurkan berbagai gerakan. Di antaranya digital e-perpustakaan Lotara. Hal itu dilakukan untuk menjawab kendala pembaca pada saat pandemi seperti sekarang ini. Sehingga jumlah pembaca dalam setahun mencapai 12 ribuan (data 2020).

Selanjutnya, mengaktifkan perpustakaan keliling. Jika sebelum pandemi berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain, maka sekarang bergeser ke tempat keramaian dan objek pariwisata. Ada 2 mobil perpustakaan keliling.

Kemudian tetap membangun kerja sama dengan komunitas-komunitas baca. “Hanya saja di komunitas-komunitas baca belum masuk dalam data perpustakaan, karena agak sulit meminta daftar hadir,” jelasnya.

Sementara perpustakaan desa yang sudah ada baru 33 desa. Sedangkan 10 desa yang baru definitif, masih proses pengusulan ke pusat untuk masuk dalam program pengembangan perpustakaan inklusi sosial. Nanti akan diberikan buku, komputer dan pelatihan pengelolaan perpustakaan desa. “Dari 10 desa itu, kita dijatahkan 5 desa, tapi 5 desa sisanya sedang diperjuangkan bisa masuk dalam program tersebut. Untuk desa, perpustakaan desa juga belum masuk dalam laporan jumlah pengunjung,” terangnya.

Baca Juga :  Gubernur NTB Raih Penghargaan dari Menteri PPPA

Survei yang dilakukan Perpustakaan Nasional yakni langsung turun ke masyarakat. Respondennya dari kalangan pelajar dan umum, lalu dispesifikkan lagi mengisi secara online. “Kita akan terus melakukan gerakan-gerakan untuk meningkatkan minat baca masyarakat,” imbuhnya.

Terkait kondisi perpustakaan, sekarang memang sudah rusak; hanya menggunakan tenda BNPB. Tetapi tetap banyak pengunjung. “Minat baca kita tinggi,” ucapnya. (flo)

Komentar Anda