MATARAM – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB merekomendasikan sapi dari Lombok Utara untuk hewan kurban Presiden Jokowi Widodo di Provinsi NTB.
“Itu hasil seleksi. Dari delapan ekor, kami rekomendasikan satu ekor,” kata Kepala Disnakkeswan NTB Muhammad Riadi, Selasa (13/6).
Rekomendasi tersebut diberikan langsung kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Sebelum pihaknya memberikan rekomendasi, tim dari Kementerian telah turun ke NTB pada akhir Mei lalu untuk mengecek kandidat sapi kurban untuk bantuan kemasyarakatan Presiden Jokowi.
Pengecekan dilakukan kepada delapan ekor sapi. Dua ekor di Kecamatan Gangga, Lombok Utara, 1 ekor di Kecamatan Kediri, Lombok Barat, 1 ekor di Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Kemudian empat ekor sisanya di Kecamatan Labuhan Haji, Pringgasela, dan Sikur di Lombok Timur.
Petugas memeriksa kesehatan dan fisik 8 sapi tersebut. Pemeriksaan kesehatan untuk memastikan tidak ada penyakit, seperti infeksi kulit, anthrax, brucella, parasit darah, maupun gejala penyakit mulut dan kuku (PMK), pada kandidat sapi kurban Presiden Jokowi. Sehingga layak dan sehat untuk dikurbankan.
“Semua sapi hasilnya negatif LSD maupun PMK,” ujar Riadi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Disnakkeswan merekomendasikan satu ekor sapi dari Kecamatan Gangga, Lombok Utara, dengan jenis sapi Simental cross limosin, berbobot 1.040 kilogram. Setelah mendapat persetujuan dari Presiden, sapi tersebut rencananya akan dikurbankan di wilayah Lombok Barat.
Kata Riadi, kandidat sapi yang akan dikurbankan Presiden Jokowi merupakan usulan dari kabupaten/kota. Pemprov kemudian menindaklanjuti dengan menginformasikan ke tim dari Kementerian Pertanian.
”Tetap usulan dari bawah. Tapi biasanya kabupaten/kota di Pulau Lombok yang paling sering mengusulkan,” bebernya.
Pada kurban tahun lalu, Presiden Jokowi juga memilih sapi dari Lombok Utara untuk kurban di Hari Raya Idul Adha. Namun, bobot sapinya lebih berat dari rekomendasi sapi kurban pada tahun ini, yakni mencapai 1,4 ton.
“Sebelum ini sebenarnya sudah ada beberapa kandidat sapi dengan bobot lebih berat. Tapi sapinya dulu mati karena PMK,” tandasnya. (rie)