Renovasi Makam Datu Seran Dikritik

Renovasi Makam Datu Seran Dikritik
RENOVASI: Inilah makam Datu Seran yang sudah direnovasi. Renovasi ini dinilai telah banyak menghilangkan nilai sejarah Makam Datu Seran yang selama ini sudah terjaga selama ratusan tahun. (Ist)

TALIWANG — Renovasi makam Datu Seran, Desa Seran, Kecamatan Seteluk menuai protes keras dari masyarakat setempat.

Pemicunya, renovasi tersebut dianggap telah menghilangkan nilai sejarah yang sudah bertahan selama ratusan tahun. Makam Datu Seran sendiri merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Kemutar Seran dan umumnya masyarakat Sumbawa Barat.

Baca Juga :  Gaet Wisatawan Jerman, Dispar Promosi ke Berlin

Selain hilangnya nilai sejarah, proses renovasi dan pemugaran makam ini dinilai dilakukan tanpa pertimbangan yang matang. Itu bisa dilihat dari banyaknya bentuk dan ciri khas makam yang dirubah. 

‘’Saya tidak habis pikir dengan pola pengerjaan renovasi makam Datu Seran ini. Batu nisan dicat warna emas, sementara ditempat lain, keaslian benda bersejarah itu menjadi hal yang utama,’’ tulis Zaedul Bahri salah satu tokoh Kemutar Seran melalui akun facebooknya, kemarin.

Deden demikian disapa mengaku sangat kecewa dengan proses renovasi tersebut. Dia menilai, proses renovasi makam Datu Seran benar-benar dilakukan tanpa kajian. Selain itu, seharusnya sebelum proses renovasi termasuk saat perencanaanya, seharusnya semua pihak dilibatkan. Itu penting dilakukan agar proses renovasi ini tidak sampai menghilangkan nilai sejarah itu sendiri. ‘’Sebagai seorang yang lahir di Kemutar Seran, saya tersinggung dan marah dengan kondisi ini,’’ tegasnya.

Deden menilai, inilah dampak jika orientasi dari sebuah kegiatan semata-mata untuk tujuan proyek. Tanpa melihat dan mempertimbangkan nilai sejarah yang terkandung didalamnya. ‘’Beginilah kalau apa-apa dibuat proyek. Tanpa diawasi oleh orang yang mengerti sejarah, dikerjakan dengan seleranya sendiri dan tidak disertai keikhlasan hati,’’ sindirnya lagi.

Belakangan diketahui proyek renovasi tersebut dilakukan Dinas Pariwisata Sumbawa Barat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2017. Deden menegaskan, makam Datu Seran adalah cagar budaya yang keasliannya harus dipertahankan. ‘’Ini cagar budaya yang harus dipertahankan keasliannya. Bukan dilakukan modifikasi seenak hati. Apalagi, orientasinya untuk sebuah proyek,’’ sesalnya lagi.

Baca Juga :  Menikmati Keindahan Gili Layar Sekotong

Deden juga menyinggung soal proses penataan isi dalam makam. Termasuk pasangan keramik yang dilakukan dalam makam. ‘’Seharusnya keaslian sebuah makam itu penting dipertahankana. Apalagi ini adalah saksi sejarah yang sudah bertahan selama ratusan tahun,’’ katanya.

Dihubungi koran ini, Deden kembali menyampaikan kekecewaannya terhadap proses renovasi makam Datu Seran. Selain itu dia meminta agar makam dikembalikan dalam kondisi semula. ‘’Itu cat warna emas atas inisitif siapa, kalau memang mau direnovasi, jangan sampai merusak identitas makam itu sendiri,’’ tegasnya lagi.

Jikapun direnovasi, seharusnya keaslian makam tetap dipertahankan. Selama proses renovasi, juga harus melibatkan pihak-pihak yang mengetahui tentang nilai sejarah dari makam itu sendiri. ‘’Saya sampai menangis, saya tanyakan ke keluarga yang menjadi penjaga (juru kunci) makam tentang kondisi ini. Mereka tidak tahu apa-apa, mereka juga mengeluh tapi mereka tidak bisa apa-apa,’’ sesalnya lagi.

Sejak diposting Kamis pagi kemarin, status terkait renovasi makam Datu Seran ini terus menuai kritikan. Salah satunya terkait ketidak tahuan sejarah dan bagaimana semestinya melindungi cagar budaya tanpa menghilangkan nilai sejarahnya sendiri. Salah satunya datang dari akun Amri Moderat. ‘’Ini bukan melestarikan kalau begitu, tapi mengaburkan nilai sejarah itu sendiri. Karena melestarikan itu mempertahankan keutuhan dari bentuk dasarnya,’’ tulisnya.

Kritikan serupa juga dilontarkan akun Rey Curlstone. ‘’Atas dasar apa sesuatu yang mengandung unsur sejarah harus dipermak menjadi benda kekinian. Tentu sangat tidak rasional dan diluar akal sehat. Karena benda bersejarah adalah benda keramat, bertuah dan mengandung nilai mistis,’’ kritiknya.

Protes terkait renovasi yang dianggap menghilangkan nilai sejarah makam ini ternyata berkali-kali disampaikan masyarakat. Syihab Din, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Seteluk melalui akunnya juga menyampaikan hal tersebut. ‘’Berulang kali masyarakat mendatangi Dinas Pariwisata, tapi jawabannya hanya akan dirubah. Dan sampai saat ini belum juga dilakukan,’’ kritiknya.(far)

Komentar Anda