MATARAM-Program e-voucher untuk pendistribusian beras miskin (Raskin) bagi masyarakat tidak mampu menjadi dilemma bagi para kepala lingkungan (Kaling). Program ini mulai diterapkan pada bulan Maret mendatang.
Letak dilematisnya, sebelumnya warga secara merata mendapat beras. Ini dilakukan supaya tidak terjadi kecemburuan. “ Kita mulai lakukan antisipasi reaksi masyarakat, sebab sebelumnya kan merata yang dapat, sekarang dengan cara ini tidak lagi,” ungkap Kaling Karang Rundun Kelurahan Bertais, Abdul Hamid kemarin.
Kaling katanya, akan menjadi sasaran protes mereka yang sebelumnya mendapat jatah Raskin meski tidak masuk dalam daftar penerima.” Selama ini data yang kerap salah. Kalau menggunakan e-voucher, Kaling akan jadi sasaran protes terus. Kalau masyakat betul-betul tidak mampu tidak mendapatkan haknya,” ucapnya.
[postingan number=3 tag=”raskin”]
Hal senada disampaikan Kaling Negara Sakah Kelurahan Mayura H. Munawir. Ia mengatakan beberapa warga mulai mempertanyakan kejelasan pendistribusian Raskin yang menggunakan sistem e-voucher.
Untuk diketahui di Kota Mataram jumlah rumah tangga sasaran Raskin 2017 berdasarkan data BPS ada 31.120 RTS, atau meningkat dari data penerima sebelumnya sebanyak 28.533.
Terpisah, Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, saat ini tengah dilakukan pendataan ulang penerima Raskin. Ia akan segera melakukan koordinasi dengan Bulog, Bagian Ekonomi, BPS, terkait data ril penerima. “ Tidak ada lagi bagi rata, betul-betul yang berhak menerima. Kalau soal data yang masih rancu, akan dikoreksi ulang,” ungkapnya.
Pemerintah bekerjasama dengan pihak perbankan yang akan memberikan alat pencairan voucher kepada pedagang yang nantinya akan ditunjuk. Dengan demikian, rumah tangga sasaran bisa memilih beras jenis apa saja untuk mereka beli.(dir)
