Proyek DAK Dikbud Lotim di SMP Islam Sakra Selatan Dipersoalkan Kualitasnya

Kualitas Proyek DAK pembangunan dan rehab ruang kelas, laboratorium dan berbagai fasilitas lainnya di SMP Islam Montong Kubur, Desa Sakra Selatan, Kecamatan Sakra, Lotim dipersoalkan kualitasnya. (IST FOR RADAR LOMBOK)

SELONG—Bantuan dana alokasi khusus (DAK) tahun 2022 yang dikerjakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur (Lotim) untuk pembangunan ruang kelas dan berbagai fasilitas lainnya di SMP Islam Montong Kubur, Desa Sakra Selatan, Kecamatan Sakra dipersoalkan oleh pimpinan Ponpes Darul Muhsinin selaku pengelola.

Hal tersebut tak lepas karena berbagai fasilitas yang telah dibangun, di mana kualitasnya sangat buruk dan pengerjaanya juga terkesan asal-asalan.

Di sisi lain anggaran  DAK yang telah dihabiskan untuk pengerjaan proyek ini sekitar Rp 1,5 miliar. Dari Rp 1,5 miliar anggaran yang dihabiskan itu terbagi dalam beberapa item pengerjaan.

Di antaranya dialokasikan untuk rehab ruang kelas, pembagunan RKB, ruang TU termasuk juga untuk laboratorium.  Namun karena pengerjaan dilakukan secara asal-asalan menyebabkan beberapa fasilitas telah banyak mengalami kerusakan.

Bahkan sampai saat ini berbagai fasilitas yang telah dibangun itu belum bisa digunakan karena khawatir akan keselamatan para siswa dan guru.

“Kita sangat sayangkan, kok anggaran sebesar itu namun dikerjakan asal-asalan. Bahkan belum satu minggu selesai dibangun, perabotannya sudah ada yang jatuh dan rusak,” kesal Pembina Ponpes Darul Muhsinin  TGH Muhsin Badri.

Begitu halnya dengan fondasi bangunan kata dia juga terkesan  dikerjakan amburadul tanpa perencanaan matang.

Di mana fondasi dari beberapa item pengerjaan proyek DAK ini tidak begitu kokoh. Hal tersebut  tentunya sangat memengaruhi kekuatan dari bangunan itu sendiri.

“Kalau fondasi tidak kokoh seperti itu tentunya terancam akan cepat ambruk. Begitu pun halnya bangunan yang lain seperti RKB termasuk ruang TU  juga belum sepenuhnya tuntas dikerjakan.  Seperti jendela tidak ada atau tidak dipasang dan temboknya juga hanya sekadar menggunakan tembok kasar bahkan atapnya juga bocor,” beber dia.

Kondisi tersebut lanjut dia berbeda dengan proyek DAK  yang diberikan Dikbud di tempat lain. Meski anggaran sama namun kualitas pengerjaan dari beberapa paket proyek yang dikerjakan kualitasnya jauh lebih baik dibandingkan dengan proyek DAK yang mereka dapatkan. Hal ini pantas dipertanyakan.

“Di tempat lain dengan anggaran yang sama bisa dikerjakan sampai selesai. Namun di tempat  kita kok masih belum sepenuhnya selesai. Belum lagi kualitas  pengerjaan sangat tidak sesuai dengan  anggaran yang sebesar itu,” heran dia.

Ia menambahkan, proyek DAK ini mulai dikerjakan sekitar April lalu. Sesuai kontrak, proyek tersebut harusnya rampung November 2022. Namun nyatanya pengerjaan lamban. 

Terhadap berbagai persoalan tersebut mereka meminta ke berbagai pihak terkait baik itu aparat penegak hukum termasuk Inspektorat untuk turun melakukan audit. “Bahkan kita juga berencana akan mengadu ke Pak Bupati,” singkat dia.

Sementara itu Kadis Dikbud Lotim Izzuddin ketika dikonfirmasi terkait hal ini belum bisa memberikan tanggapan secara gambelang.

“Saya akan coba tanya dulu terutama ke konsultan perencana dan PPK untuk memastikan apakah  pengerjaan telah sesuai gambar maupun perencanaan,” tandas Izzuddin. (lie)

Komentar Anda