PMI NTB Kurang Minati Pekerjaan Sopir dan Tenaga Medis

Made Styaningrum (RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Balai Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi NTB menyebut lowongan pekerjaan sebagai sopir bus di Saudi Arabia dan tenaga medis di Jerman dan Jepang tahun 2023 meningkat dari tahun sebelumnya. Hanya saja peminatnya dari NTB terbilang rendah.

“Sedikitnya ada 50-60 orang yang sudah ikut OPP. Artinya ada peningkatan permintaan dibanding tahun sebelumnya dari salah satu perusahaan yang memiliki izin di Saudi Arabia,” ungkap Ketua Tim Kelembagaan dan Pemasyarakat Program BP2MI Made Setyaningrum, Jumat (28/4).

Dikatakan Made, SK sistem penempatan satu kanal ke Saudi Arabia sudah ada. Cuma memang moratorium untuk jabatam domestik atau pekerja rumah tangga belum dicabut. Padahal selain jabatan domestik. Saudi Arabia terbuka untuk jabatan lain seperti sopir, perawat dan hospitality dan pekerjaan lainnya.

Baca Juga :  Hiswana Migas NTB Klaim Pasokan Pertalite Normal

“Ada dari NTB yang sudah bekerja sebagai barista dan supir di Saudi Arabia. Tapi yang umum masyarakat ketahui hanya pekerjaan rumah tangga,” ujarnya.

Tidak hanya lowongan pekerjaan sebagai sopir di Saudi Arabia yang sepi peminat. Loker bidang kesehatan di Korea, Jepang, Jerman dan Taiwan juga tinggi, namun kurang diminati. Padahal beberapa negara tersebut memberikan peluang kerja cukup besar dengan gaji tinggi, yakni untuk tenaga medis dikisaran Rp45 juta per bulan untuk Jerman, dan kisaran Rp30 juta untuk untuk Jepang.

Selain Malaysia, Timur Tengah, di negara-negara seperti Taiwan, Jepang, Korea, dan Jerman peluangnya terbuka. Hanya, minat masyarakat bekerja ke negara-negara itu melalui skema G to G (Pemerintah antar Pemerintah) masih rendah.

Baca Juga :  Harga Pertamax Naik dan Kuota Solar Dipangkas Berimbas pada Pergerakan Ekonomi

Made menduga rendahnya peminat terhadap pekerjaan ini dipengaruhi kemampuan berbahasa asing dari calon-calon pekerja luar negeri, termasuk PMI juga diharuskan memiliki sertifikat kompetensi. Berbeda dengan jabatan sebagai pekerja domestik atau rumah tangga tidak harus memiliki keahlian.

“Tapi BP2MI sendiri sudah menyiapkan program pelatihan bahasa asing secara gratis. Bekerjasama dengan BLK di Aikmel, Lombok Timur,” ujarnya.

Mestinya peluang ini menjadi kesempatan bagi lulusan-lulusan perguruan tinggi yang ada di NTB. Terlebih ada ribuan lulusan tenaga kesehatan di NTB setiap tahunnya. Dimana tidak semuanya bisa diserap dalam daerah.

“Silakan bagi yang berminat bekerja sebagai tenaga medis di Jepang, harusnya kejar peluang luar negeri ini,” ujarnya. (cr-rat)

Komentar Anda