Pemprov NTB Siap Integrasikan BSS dan Wisata Sembalun

BSS dan Wisata Sembalun
PANTAU TERNAK: Kabid Ekonomi Bappeda NTB, Muhammad Riadi, Kabid Budidaya Peternakan Disnakeswan NTB, Iskandar Zulkarnain, dan anggota kelompok ternak Lereng Rinjani, saat memantau ratusan ekor ternak sapinya. (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

SELONG—Jauh sebelumnya, nenek moyang masyarakat Kecamatan Sembalun, Lotim, sudah menjadikan peternakan sapi sebagai kebiasaan yang tak bisa ditinggalkan. Mereka biasanya menggembalakan sapi di lereng-lereng Gunung Rinjani, tepatnya di kawasan padang savana yang luasnya ratusan, bahkan ribuan hektar di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) ini.

Kalau melihat sepintas kawasan perkampungan warga di Kecamatan Sembalun, sangat sedikit yang terlihat ada peternakan sapinya. Namun ketika menaiki perbukitan di kaki lereng gunung Rinjani, tepatnya sekitaran Pos 1 pendakian Gunung Rinjani, maka akan terlihat ratusan ekor sapi yang sedang digembalakan oleh para peternak.

Seperti yang dilakukan Kelompok Ternak Lereng Rinjani di Dusun Karya, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lotim, sebanyak 15 orang yang tergabung dalam kelompok Ternak Lereng Rinjani tersebut sudah secara turun-temurun menggembalakan ternak sapinya di padang Savana.

Seluas mata memandang, meski musim kemarau sudah datang, namun rumput yang tumbuh di areal padang Savana ratusan hektar di kaki gunung Rinjani itu tetap nampak hijau. Karena kesuburan padang savana kaki Gunung Rinjani ini sepanjang tahunnya, meski di musim kemarau, membut sapi yang digembalakan oleh para peternak tak pernah kesulitan makanan, termasuk juga air minum.

Jika digarap secara optimal, dengan peran aktif dari pemerintah daerah untuk membina dan mendampingi masyarakat setempat. Maka peternakan sapi dengan konsep pengembangan budidaya ternak berbasis padang penggembalaan yang diwacanakan Bappeda Provinsi NTB dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, justeru akan membuka destinasi wisata baru di Sembalun.

“Kami sudah puluhan tahun mengembalakan sapi di padang Savana Sembalun ini. Sekarang hampir semua desa di kawasan lereng Sembalun sudah terbentuk kelompok ternak,” kata Ketua Kelompok Ternak Lereng Sembalun, Dusun Karya, Desa Sajang, Suntani kepada Radar Lombok beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Dana Bergulir LPDB Macet Rp 48 Miliar

Dalam menggembalakan ternak sapi, para kelompok tani ini membuat kesepakatan sesama anggota kelompok. Dimana setiap pagi hingga sore hari terdapat 2 orang anggota kelompok yang standby menjaga ternak sapinya di kawasan padang Savana kaki Gunung Rinjani Sembalun. Selanjutnya ketika malam hari, kembali ada 2 orang anggota yang menjaga ternak ratusan sapi yang dikumpulkan di posko pemantauan ternak sapi yang dibuat oleh kelompok ternak.

Menariknya lagi, ketika pagi hari, ratusan sapi yang dimiliki oleh belasan anggota kelompok tersebut, seperti sudah memahami bahasa isyarat dari para pemiliknya. Sapi-sapi itu pun mulai bertebaran di padang savana yang begitu luas untuk memakan rumput hijau nan segar yang terhampar luas di kawasan padang Savana tersebut. Dan ketika sore hari, ternak-ternak itu pun kembali ke Posko tempat berkumpul.

Peternak yang bertugas berjaga, kemudian memasukan air dicampur garam di dalam botol air mineral. Sang peternak pun mengangkat botol air tersebut diatas kepala, sambil berteriak memanggil.

Anehnya, dalam hitungan menit, ratusan ekor sapi yang bertebaran di lereng-lereng pegunungan itu langsung berlari mendekati sumber suara. “Kalau sudah waktunya malam hari, semua sapi tersebut turun ke posko. Alhamdulillah, selama ini tidak pernah ada kasus pencurian sapi,” terang Suntani.

Kepala Bappeda Provinsi NTB, Ridwan Syah mengaku terkesima dengan potensi peternakan sapi yang ada di padang Savana Gunung Rinjani. “Potensi di padang savana Rinjani ini sangat luar biasa, dan semua ada. Lahannya juga sangat cocok untuk peternakan, dan view (pemandangannya) sangat bagus untuk diintergrasikan denga wisata,” kata Ridwan.

Baca Juga :  Usaha Melambat, Pengusaha Kurangi Karyawan

Menurut Ridwan, jika melihat kondisi alam dan keindahan serta kawasan padang savana yang begitu luas, maka besar kemungkinanya untuk bisa dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata yang terintegrasi dengan peternakan. Bahkan berpeluang besar untuk dikembangkan dan diintegrasikan dalam konsep pengembangan desa wisata di kawasan Geopark Rinjani.

“Coba kita matangkan konsepnya dahulu, dan bisa saja diintegrasikan dalam konsep pengembangan desa wisata di kawasan Geopark Rinjani. Viewnya sangat bagus disana,” ungkap Ridwan.

Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, H. Aminurrahman mengatakan, bahwa pihaknya sudah mulai melirik untuk pengembangan budidaya ternak berbasis penggembalaan. “Peternak akan kita suport bantuan sapi untuk dikembangkan di kelompok,” katanya.

Selain itu lanjut Aminurahman, Disnakeswan Provinsi NTB juga akan memprogramkan penanaman rumput khusus, yang nantinya para petani bisa menanam di kawasan padang  savana Sembalun tersebut. Karena rumput yang akan diberikan kepada peternak ini memiliki keunggulan dalam produktivitas ternak sapi, termasuk untuk penggemukan.

Selain itu, Disnakeswan NTB juga mengajak turut serta Pemkab Lotim untuk turut serta mendampingi, dan membina para peternak sapi di kawasan Padang Savana Rinjani. Salah satunya untuk mensukseskan program Bumi Sejuta Sapi (BSS), serta menyiapkan ketahanan daging sapi untuk dalam daerah dan dalam negeri. (luk)

Komentar Anda