Pembelian Padi Bulog NTB Masuk Peringkat 6 Nasional

PETANI PANEN PADI: Di Pulau Lombok dan Sumbawa kini para petani telah mulai melalukan panen padi. Tampak salah satu petani di Lobar sedang memanen padinya (DOK/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menggenjot pembelian gabah petani. Meski harga jual di tingkat petani masih belum ‘besahabat’, dengan ketentuan harga pembelian pemerintah yang menjadi acuan Bulog.

Kendati demikian, ternyata hingga tanggal 23 Maret 2017, Bulog Divre NTB masuk peringkat enam besar nasional yang menjadi penyerap pembelian gabah pertani terbaik se Indonesia.

“Pengadaan dari Januari – 23 Maret 2017 ini, Bulog NTB masuk peringkat 6 serapan tertinggi untuk gabah petani di Indonesia,” kata Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun, Jumat kemarin (24/3).

[postingan number=3 tag=”bulog”]

Dari 33 Provinsi se Indonesia, Perum Bulog Divre NTB masuk peringkat ke 6 sebagai daerah dengan serapan pembelian gabah petani untuk Bulog Divre yang masuk 10 besar nasional. Peringkat pertama ditempati Bulog Jawa Timur, disusul Bulog Sulawesi Selatan, Bulog Jawa Tengah, Bulog Jawa Barat, Bulog DKI Banten dan baru ke enam Bulog Divre NTB.

Baca Juga :  Nilai Ekspor Produk Kerajinan NTB Meningkat

Ma’mun menyebut hingga 23 Maret, Perum Bulog Divre NTB sudah menyerap pembelian gabah petani sebanyak 4.097 ton setara beras. Sementara target pengadaan beras di NTB pada tahun 2017 ini sebanyak 184 ribu ton setara beras.

Serapan pembelian gabah petani pada triwulan I tahun 2017 ini merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan pembelian tiga tahun berturut sebelumnya yakni tahun 2014, 2015 dan tahun 2016 di periode yang sama. “Pembelian triwulan I tahun 2017 ini merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tiga tahun berturut-turut,” sebutnya.

Baca Juga :  Bertambah Empat, Positif Corona di NTB Menjadi 25 Orang

Untuk mengejar target serapan agar bisa terealisasi hingga akhir tahun 2017, lanju Ma’mun pihaknya akan memaksimalkan pembelian dimasa musim panen raya yang mulai di pertengahan Maret, April hingga Mei mendatang. Pasalnya, ketika musim panen raya mulai dan serentak bersamaan di seluruh wiayah di Provinsi NTB, maka harga jual petani lebih stabil.

Pasalnya, selama Januari hingga Maret ini, harga jual petani masih tergolong cukup mahal, berkisar antara Rp3.900/kg hingga Rp4.600/kg untuk gabah kering panen (GKP). Sementara harga beli Bulog sesuai HPP itu adalah Rp3.700/kg untuk GKP. “Puncak penyerapan pada bulan April hingga Mei ketika panen raya serentak di seluruh NTB,” ucap Ma’mun. (luk)

Komentar Anda