Pemanfaatan Gedung PLUT Jadi Temuan BPK

Nurdin (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Pembangunan gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Lombok Utara (KLU) pada 2022 menjadi salah satu temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTB.

Di mana perencanaan pengadaan sarana dan prasarananya senilai Rp 1.665.863.819,76 belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Proyek ini sebelumnya dilaksanakan oleh CV MMU berdasarkan Surat Perjanjian Nomor: 027/12/PPK-DISKOPERINDAG/L/DAK/VII/2022 tanggal 11 Juli 2022 senilai Rp 1.665.863.819,76.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai SPMK Nomor 027/12.a/PPKDISKOPERINDAG/L/DAK/VII/2022 tanggal 11 Juli 2022 adalah selama 75 hari kalender terhitung mulai tanggal 11 Juli 2022 sampai 23 September 2022. Atas pekerjaan tersebut telah dilakukan serah terima berdasarkan BAST Nomor BAST/19/PPK-DISKOPERINDAG/L/DAK/IX/2022 tanggal 15 September 2022.

Baca Juga :  Kejaksaan Usut Perjalanan Dinas Fiktif DPRD KLU

Pekerjaan telah dibayar dengan SP2D Nomor 23.10/04.0/000064/LS/2.17.3.31.3.30.07.0000/P.03/ 10/2022 tanggal 5 Oktober 2022 senilai Rp1.665.863.319,00 selisih Rp 500,76 dari nilai kontrak.

Berdasarkan hasil pengujian dokumen pertanggungjawaban pekerjaan pengadaan fasilitasi sarana dan prasarana gedung PLUT, diketahui bahwa pengadaan barang tersebut telah dilakukan serah terima melalui Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Nomor BAHP/18/PPKDISKOPERINDAG/L/DAK/IX/2022 tanggal 15 September 2022.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik BPK tanggal 24 Maret 2023 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana gedung PLUT belum digunakan sesuai tujuan pengadaan. Pasalnya gedung PLUT juga difungsikan sebagai Kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan.

Baca Juga :  KLU Terus Torehkan Prestasi di Usia ke-15

Selain itu pada saat perencanaan pembangunan gedung PLUT, pejabat terkait tidak memperhitungkan kebutuhan daya dan instalasi listrik sesuai dengan kebutuhan sarana dan prasarana gedung PLUT.  Akibatnya mesin-mesin yang diadakan masih terbungkus dan belum dilakukan uji coba fungsi.

Terkait persoalan ini, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan  Perdagangan (Diskoperindag) Haris Nurdin belum bisa dikonfirmasi. Sekretaris Diskoperindag Nurdin  yang dikonfirmasi juga belum bersedia memberikan keterangan. “Saya baru pindah ke sini dan belum bisa memberikan keterangan,” ujarnya. (der)

Komentar Anda