Pabrik Gula Pasir di Dompu Belum Bisa Diharapkan

DITINJAU : Tampak saat tim Disperin NTB melakukan peninjauan ke pabrik gula pasir PT SMS di Dompu dan melakukan audiensi. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM – Harga gula pasir di pasaran mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dinas Perindustrian NTB melakukan audiensi ke PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) di Doropeti, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Audiensi tersebut dilakukan Kepala Bidang Kerja Sama Pengawasan Promosi dan Investasi Industri Disperin NTB Arifin. Mereka melakukan kunjungan dalam rangka pembinaan, monitoring dan pengawasan industri ke PT SMS.

Arifin mengatakan kunjungan itu dilakukan mengingat harga gula pasir di pasaran mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir dan harga ini menjadi keluhan masyarakat.

Sebelumnya Asisten II Setda NTB H Fathul Gani menyinggung keberadaan pabrik gula pasir PT SMS. Di tengah situasi harga gula pasir yang sudah mendekati Rp 20.000 per kilogram di pasaran, pabrik gula ini diminta untuk memperioritaskan pemasaran hasil produksinya di dalam daerah.

PT SMS merupakan perusahaan perkebunan tebu dan produsen gula, merupakan bagian dari SAMORA Group. Perkebunan tebu yang terletak di Dompu, dengan luas lahan perkebunan inti lebih dari 5.000 hektare.

“Adanya PT SMS tersendiri adalah aset besar daerah yang harus dikelola baik. Sehingga dengan adanya kepgiatan Industri pula didaerah kita mengutamakan pasar lokal agar kelangkaan gula juga tidak terasa bagi masyarakat kita,” ujarnya, Selasa (5/12).

Baca Juga :  UMP Rp2,3 Juta Dinilai Tepat

GM Factory PT SMS Utoyo menyampaikan beberapa hal terkait keadaan perusahaan. Hingga saat ini, perusahaan masih belum ada kegiatan produksi. Hal itu menyebabkan stok barang di perusahaan menjadi terbatas. November 2023 hingga Mei 2024 diakui Utoyo merupakan masa transisi produksi, dikarenakan belum adanya bahan baku yang tersedia. Saat ini perusahaan sendiri sedang masa maintenance.

“Biasanya kegiatan produksi ada di bulan Mei sampai Oktober, karena bahan baku tebu yang ditanam di lahan PT SMS juga terbatas” katanya.

Utoyo membeberkan, pada 2022 lalu perusahaan mampu memproduksi gula pasir sebanyak 93.383,45 ton. Pada 2023, produksi gula pasir di perusahaan tersebut sebanyak 36.060,55 ton.

“Mesin yang kita punya mampu mengolah bahan baku tebu sampai 30 ton per hari,” bebernya.

Sedangkan untuk tenaga kerja, pada 2023 ini berjumlah 450 orang. Tenaga kerja ini diberdayakan dari masyarakat lokal. Jumlahnya bisa terus bertambah, seiring bertambahnya kegiatan produksi ke depannya.

Sementara itu, QC Manager PT SMS Redy Ardyanto mengatakan, keadaan lahan tanam saat ini belum sepenuhnya ditanami tebu. Hal itu dikarenakan dibeberapa daerah lahannya masih berbatu. Masalah lainnya, gangguan hama dan sapi masyarakat sekitar sering sekali memakan tebu yang sudah ditanam perusahaan. Perusahaan sendiri sudah melakukan pembinaan kepada masyarakat sekitar untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga :  Levi's® Re-Opening Store di Mall Epicentrum Lombok Hadir Dengan Konsep Baru

Hanya saja, permasalahan ini masih saja terus terulang. Bahkan pagar besi yang dibuat perusahaan dirusak oleh sapi yang berkeliaran.

“Selain itu kegiatan okupansi yang dilakukan masyarakat juga sering dilakukan, walaupun tidak menjadi masalah bagi perusahaan yang penting masyarakat menggunakan lahan untuk memenuhi bahan baku perusahaan,” jelasnya.

Dijelaskan, PT SMS juga memiliki sejumlah program untuk mengembangkan masyarakat. Serta memberikan pelatihan dan pengetahuan kepada petani setempat. Selain itu, PT SMS juga melibatkan orang-orang yang tinggal di dekat lokasi perkebunan untuk menjadi mitra.

Hal ini untuk mendukung ketersediaan tebu untuk stabilitas proses produksi. “Dengan visi membangun industri pertanian yang berdasarkan kemitraan dengan petani, guna mewujudkan kekuatan ekonomi petani yang mandiri dengan produksi, dan produktivitas berdaya saing dan berbasis ekosistem,” pungkasnya. (rie)

Komentar Anda