Museum NTB Gelar Lomba Dakwah dan Cerita

Jpeg

MATARAM—Memeriahkan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-26  Museum Negeri NTB menggelar Lomba Dakwah Islam yang diikuti murid SD/MI  dan  Lomba Cerita Koleksi Museum tingkat SMP/MTs se- Kota Mataram.

Lomba ini berlangsung hari Rabu (3/8) dan Kamis (4/8).Kepala Museum Negeri NTB, Baiq Rahmayati mengatakan, Lomba Dakwah Islam itu diikuti oleh 26 pelajar SD/MI se Kota Mataram. Tema yang diangkat peserta rata-rata adalah ungkapan rasa syukur karena NTB ditunjuk menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ Nasional. Sekaligus berkah dan manfaat yang dapat dipetik dari penyelenggaraan even yang diikuti oleh ribuan kafilah dari seluruh Indonesia tersebut.

Sementara  Lomba  Cerita Koleksi Museum tingkat SMP/MTs se- Kota Mataram diikuti sebanyak 60 pelajar. Pengumuman pemenang dan pembagian hadiah kedua lomba itu akan dilakukan pada hari ini (6/8) saat penutupan MTQ Nasional  ke-26 sekaligus penutupan PPI.

Baca Juga :  Pesona Ramadan Tampilkan Lomba Bedug Kreasi

Sementara Dra Ni Made Kembar Srihantini, M.Pd, Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Mataram, yang dijumpai di lokasi ikut mendampingi para siswa berlomba menjelaskan, untuk kegiatan itu pihak sekolah telah mengikutsertakan 9 pelajarnya. “Ini kali ketiga kami mengikuti kegiatan lomba cerita koleksi museum. Dan hampir setiap kegiatan ada saja siswa/siswi kami (SMPN 2 Mataram) yang berhasil juara, entah itu juara 1,2,3,4 dan 5,” paparnya.

Disampaikan, cerita yang dibawakan para siswa diantaranya tentang Wayang Kulit Sasak, Kesultanan Bima, Masjid Bayan Beleq, Jaran Kamput, dan lainnya. “Pokoknya inti cerita masih terkait dengan koleksi benda yang ada di Museum NTB, dan hubungannya sebagai sarana dakwah atau peradaban Islam di NTB,” tutur Bu Kembar.

Baca Juga :  Wakili NTB Lomba Film Tingkat Nasional 2017

Sedangkan Baiq Wiwin Suryani, salah satu peserta yang membawakan cerita soal Wayang Kulit Sasak sebagai media dakwah di masa lalu oleh Sunan Prapen di Pulau Lombok menuturkan, untuk mendalami materi yang akan dibawakan, dia selain melakukan berbagai persiapan, seperti membiasakan bercerita didepan teman-teman sekolahnya, juga langsung turun lapangan melakukan riset.

“Untuk cerita tentang wayang kulit ini, saya telah berkunjung dan menggali informasi ke Sekolah Pedalangan Wayang Kulit Sasak di Sesela, Kecamatan Gunungsari. Dari pakarnya (Dalang, red), saya banyak sekali mendapatkan informasi seputar Wayang Kulit Sasak sebagai media dakwah untuk mengenalkan agama Islam di Pulau Lombok,” jelas Wiwin yang ternyata sering juara lomba cerita, bahkan tingkat nasional ini. (gt)

Komentar Anda