Menengok Perpustakaan Keliling Milik Brigadir Agus Salim

Gunakan Sepeda Motor Dinas, Sasar Pembaca di Pelosok

Menengok Perpustakaan Keliling Milik Brigadir Agus Salim
PERPUSTAKAAN KELILING: Sejumlah warga Desa Puncak Jeringo sedang membaca buku-buku bacaan milik Perpustakaan Keliling Sepeda Motor Dinas milik Brigadir Agus Salim. (IST FOR RADAR LOMBOK)

Brigadir Agus Salim, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), seperti tidak pernah kehabisan akal untuk berbuat bagi masyarakat, dimana dia bertugas. Selain aktif membantu masyarakat dengan ide-ide yang dimilikinya, ternyata dia juga mengelola perpustakaan keliling sederhana bagi masyarakat.


JANWARI IRWAN – LOTIM


SOSOK Brigadir Agus Salim begitu sangat dikenal oleh masyarakat Desa Puncak Jeringo, sebuah desa terpencil yang berada di dataran tinggi, dibawah kaki Gunung Rinjani.

Di tempat transmigrasi ini, warga memang hidup dengan serba keterbatasan. Apalagi fasilitas perpustakaan, yang bagi warga di desa lainnya bisa menjadi sarana belajar, baik bagi anak-anak sekolah (pelajar) maupun, warga lainnya. Sudah pasti tidak ada.

Lantaran ketiadaan perpustakaan, dan buku bacaan, otomatis budaya membaca juga tidak dimiliki anak-anak sekolah dan masyarakat di Desa Puncak Jeringo.

Terdorong atas kondisi inilah, Brigadir Agus Salim yang memang aktif dalam kegiatan sosial, kemudian berpikir bagaimana membudayakan membaca di tengah masyarakat Desa Puncak Jeringo.

Tak butuh waktu lama, tercetus ide Brigadir Agus Salim untuk membuat Perpustakaan Keliling, memanfaatkan kendaraan sepeda motor dinasnya. “Saya kumpulkan buku-buku sumbangan dari berbagai pihak. Buku-buku Itulah yang kemudian saya bawa keliling desa,” aku Agus, sapaan akrabnya kepada Radar Lombok, Kamis kemarin (22/2).

Koleksi buku yang dimiliki Agus beragam, mulai dari buku bacaan anak, remaja, hingga orang tua, seperti teknik bercocok tanam, beternak, atau yang lainnya. Setelah buku sumbangan yang dia kumpulkan dirasakan cukup, maka mulailah pria ini menjalankan niatnya.

Baca Juga :  Eksplore Indonesia Bhayangkari NTB ke Puncak Rinjani

Dengan hanya menggunakan box yang terpasang di belakang kendaraan motornya, Agus keliling dari satu lokasi ke lokasi lain di Desa Puncak Jeringo, bahkan hingga Kecamatan Suela, untuk mencari para pembaca.

Setiap bertemu kerumunan warga di Berugak, maupun di lokasi-lokasi nongkrong warga, dia akan berhenti. Kemudian Agus segera mengeluarkan buku-buku bacaan yang telah disiapkannya.

“Ya ketika orang kumpul kita jelaskan kepada mereka, bahwa kita punya buku. Bisa dipilih dan dibaca sesuai ketertarikan masing-masing. Biasanya saya hampiri masyarakat yang sedang ada di Berugak atau tempat nongkrong,” jelas pria bersahaja ini.

Ternyata respon dari masyarakat terhadap aktifitasnya itu cukup luar biasa. Mulai anak-anak sekolah, pemuda, hingga orang tua, menunjukkan ketertarikan mereka terhadap buku bacaan. Masing-masing tentu dengan jenis bacaan yang berbeda.

Kalau anak-anak sekolah suka membaca buku cerita, remaja suka majalah, dan orang dewasa lebih suka membaca buku tuntunan bertani atau beternak. “Maklum, desa yang menjadi binaan saya ini sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani dan peternak,” ujar Agus.

Di beberapa titik tempat berkumpul warga, biasanya Agus berhenti selama sekitar 30 menit, bahkan lebih. Hal itu sekaligus untuk memberikan kesempatan kepada warga untuk membaca, sambil bersilaturahmi dengan mereka. Selain juga sebagai bagian dari upaya menjaga Kamtibmas di wilayah Suela, khususnya di Desa Puncak Jeringo.

Baca Juga :  Hafal 30 Juz, Rasa Malas Jadi Tantangan Paling Berat

Antusias warga membaca ketika disuguhkan buku-buku bacaan yang dibawa, kian membuatnya bersemangat. Untuk itu, Agus dari ke hari juga kian rajin mengumpulkan buku-buku bacaan lainnya, hingga koran untuk disuguhkan kepada warga. Sehingga wawasan warga semakin terbuka, dan bisa mengikuti perkembangan zaman.

“Untuk sementara di wilayah Suela dulu. Karena awalnya perpusatakaan keliling ini saya niatkan untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan masyarakat, khususnya di wilayah terpencil, seperti Desa Puncak Jeringo,” aku Agus.

Dia melihat perhatian pemerintah di bidang dunia pendidikan saat ini masih kurang bagi wilayah terpencil. Sebagian besar perhatian tersebut masih dipusatkan di wilayah kota. Sementara di wilayah desa terpencil, perhatian itu bahkan bisa dikatakan tidak ada sama sekali.

“Harapan saya, pemerintah benar-benar memberikan perhatian pada dunia pendidikan. Jangan lupakan masyarakat pelosok di desa terpencil, karena mereka adalah masyarakat Lotim juga,” ujar Agus.

“Saya membuat perpustakaan keliling ini dengan hajat membudayakan masyarakat untuk membaca. Karena sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk melestarikan budaya membaca. Dimana, perintah membaca merupakan ayat Al Quran pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulnya Nabi Muhammad SAW,” pungkas Agus. (*)

Komentar Anda