Sudah empat hari sejak Kamis sore lalu, pencarian terhadap Lukman, salah satu siswa Pondok Pesantren di Gunung Sari, yang hanyut di Sungai Medas, dan hingga kini belum ditemukan. Lantas, bagaimana harapan kedua orang tuanya? Berikut penuturannya.
ZULFAHMI – LOMBOK BARAT
SABTU pagi (8/12), puluhan warga yang ada di Dusun Medas, Desa Taman Sari, Kecamatan Gunung Sari, tampak ramai berkumpul di dekat Jembatan jalan raya Gunung Sari – Lombok Utara. Kerumunan masyarakat itu, seluruhnya terfokus melihat di bawah jembatan. Dimana di bawah jembatan juga ada beberapa orang warga sedang melakukan pencarian terhadap Lukman (11), korban yang hanyut di sungai Medas.
Sejak hari Kamis lalu, Lukman diketahui hilang terseret derasnya air bah yang datang secara tiba-tiba. Pada saat itu Lukman bersama dengan beberapa orang temannya sedang mandi di sungai. Namun secara tiba-tiba air bah dating. Karena posisi mandinya paling tengah, maka korban langsung terseret arus sungai.
Kini, kedua orang tua Lukman, yakni Inaq Cah dan Rosidin hanya bisa berdoa, dan terus berusaha mencari keberadaan anaknya, baik dalam keadaan hidup ataupun sudah meninggal dunia. Bahkan warga yang berasal dari Dusun Poan, Desa Guntur Macan, inipun rela menginap dan tidur berhari-hari di pinggiran jalan jembatan, untuk menunggu kepastian informasi penemuan anak mereka. ”Apapun kondisinya, saya berharap anak saya bisa ditemukan,” harap Rosidin, ayah korban.
Sementara ibu korban, Inaq Cah, tidak henti-hentinya menangis. Bahkan dia beberapa kali pingsan dipinggir jalan, saat menunggu kepastian pencarian anaknya. Tidak hanya diri dan keluarga yang mencari, tetapi seluruh warga masyarakat Dusun Poan juga dilibatkan melakukan pencarian. Termasuk tim gabungan dari SAR, TNI dan Polri juga terus berusaha melakukan pencarian terhadap korban.