Masa Pandemi, Anak Rawan jadi Korban Kekerasan Seksual

Illustrasi

MATARAM – Lembaga Perlindungan Anak (NTB) mencatat angka kekerasan anak  di Provinsi  NTB masih tinggi.

 Ketua LPA NTB Sahan mengatakan, sampai pertengahan  tahun 2020 ini pihaknya mencatat ada 30 kasus kekerasan   terhadap anak-anak. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 lalu dengan 143 kasus dan tahun 2019 dengan 91 kasus.” Dari kasus yang ada, rata – rata terjadi dikalangan keluarga terdekat saja,”katanya.

 Ia mengatakan, untuk kasus kekerasan pada anak ini katanya rata – rata didominasi oleh kekerasan seksual. Bahkan jumlahnya hampir 50 persen. Selebihnya, merupakan kasus  kekerasan lainnya. Untuk mencegah ini, maka diperlukan langkah yang konkrit dan pengawasan dari orang tua secara ketat. ” Lebih lebih disituasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, peran orang tua terhadap sangat dibutuhkan,”katanya.

Baca Juga :  Lotim Darurat Kasus Pelecehan Seksual Anak

 Disampaikannya, kasus kekerasan seksual ini pelakunya bukan orang jauh. Akan tetapi  didominasi oleh pelaku yang berasal keluarga terdekat korban. Sehingga peran orang tua menjaga anak sangat dibutuhkan. ” Hampir semua pelaku itu dari kalangan keluarga terdekat, seperti tetangga dan lain – lain,”tambahnya.

 Saat pandemi Covid-19 ini juga mempengaruhi peningkatan kasus asusila. Karena, di masa pandemi ini, anak-anak tidak mendapatkan kegiatan yang positif.Sekarang anak-anak libur sekolah. Di rumah mereka tidak memiliki kegiatan dan sedikit pengawasan dari orang tua. Sebagian besar mereka hanya menghabiskan waktu memainkan gadget. Saat memainkan gadget mereka tidak diawasi. ”Mana orang tua tahu kalau yang ditonton anak-anak itu ada konten pornografinya nanti, makanya ini harus kita awasi,”ujarnya.

Baca Juga :  Lotim Darurat Kasus Pelecehan Seksual Anak

 Tak hanya itu di masa pandemi ini memberikan peluang kepada para pelaku tindak asusila untuk beraksi. Kondisi anak yang labil ditambah dengan bujuk rayu yang meyakinkan membuat anak-anak cepat merespon. ”Ini yang harus kita hindari di masa saat ini,” ujarnya.

 Untuk menekan tindakan anak menjadi korban asusila, LPA NTB terus meningkatkan koordinasi dengan stakeholder yang lain. Semua pihak harus berjalan bersama untuk mengentaskan persoalan ini. Perlu campur tangan kelompok masyarakat yang lain ikut terjun langsung memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih mengawasi anaknya. ” Untuk menekan ini, kita sudah susun khotbah Jum’at untuk disampaikan ke masyarakat, karena dengan cara ini sangat efektif untuk menjaga kekerasan terhadap anak,”pungkasnya.(wan)

Komentar Anda