Lombok Masuk 10 Pulau Terbaik Asia

TENUN: Kerajinan tangan menjadi salah satu pendukung dan pengembangan pariwisata di NTB. Tampak salah seorang penenun asal Kabupaten Lombok Utara sedang menenun kain khas daerah itu. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)
TENUN: Kerajinan tangan menjadi salah satu pendukung dan pengembangan pariwisata di NTB. Tampak salah seorang penenun asal Kabupaten Lombok Utara sedang menenun kain khas daerah itu. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

MATARAM – NTB menjadi salah satu wilayah destinasi wisata kelas dunia. Keindahannya booming hingga penjuru dunia, khususnya Lombok. Hal tersebut terbukti dengan masuknya Lombok sebagai satu satu dari 10 pulau terbaik Asia tahun ini.

Pemilihan tersebut didasarkan oleh survei World’s Best Awards yang dilakukan oleh media global Travel + Leisure. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Lalu Moh Faozal mengatakan, dengan nominasi ini akan menunjukkan minat masyarakat global berwista ke Pulau Lombok tidak pernah surut. “Itu memang dipilih secara virtual. Jadi melalui vote pemilihannya,” ujar Lalu Moh Faozal, Senin (13/7).

Ia menilia, dengan masuknya Pulau Lombok dalam daftar tersebut dapat dijadikan materi promosi kedepannya. Kendati demikian, sampai saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait promosi yang menyasar pasar mancanegara. Mengingat pandemi Covid-19 yang berlangsung memberi dampak cukup signifikan pada akses transportasi. “Tetapi masuknya Lombok ke 10 pulau terbaik Asia, ini pasti bisa jadi materi kita (untuk promosi, red),” jelasnya.

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) NTB, Dewantoro Umbu Joka menyebut, masuknya Pulau Lombok sebagai pulau terbaik di Asia menjadi salah satu penyemangat bagi pelaku usaha. “Kita optimis dengan itu. Mudah-mudahan, protokol kesehatan bisa semakin diperketat juga. Supaya bisa menarik wisatawan,” katanya.

Menuruntnya, dengan angka kasus positif di NTB saat ini, potensi pariwisata sebesar apapun tidak akan bisa menyakinkan wisatawan untuk datang berkunjung. Untuk itu perlu menekan jumlah kasusnya di Lombok. Pasalnya, jika masih tingga orang justru datang.

Tak hanya itu, beberapa peraturan dikeluarkan pemerintah terkait akses transportasi diharapkan tidak memberatkan bagi wisatawan. Seperti pembatasan kapasitas penumpang pesawat terbang hingga 70 persen, di mana bisa mendorong maskapai menaikkan harga tiket. “Kita khawatir harga tiket pesawat ini meningkat. Rapid test juga sekarang harus dilewati orang kalau mau berpergian. Itu bisa jadi salah satu kendala,” ungkapnya.

Saat ini pergerakan wisatawan memang mulai terlihat di beberapa destinasi saat ini. Terutama pergerakan yang terjadi di tiga gili sebagai destinasi yang paling siap melaksanakan kenormalan baru. Sayanganya, meski gili sudah dibuka, tapi belum tahu berapa banyak wisatawan yang masuk. Sedangkan untuk promosi pariwisata belum dapat melalui cara-cara biasa seperti pameran dan lain-lain. Sementara yang bisa dilakukan adalah melalui virtual. “Saat ini sampai tiga bulan ke depan kita masih harus promosi online,” tutupnya. (dev)

Komentar Anda