MATARAM – Pulau Lombok direncanakan akan menjadi pusat tuna netra hafidz Alquran.
Hal itu disampaikan oleh Syaikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber, saat menjadi narasumber dalam acara Konferensi Islam Internasional yang diselenggarakan oleh Qur'an Center Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, Kamis kemarin (8/12).
Acara yang bertajuk The Qur’an, Higher Education, and Islamic Civilization itu mendatangkan pembicara Prof Dr H Said Agil Husin Almunawar, Lc, MA, M Zaidi Abdad dan Gubernur NTB Dr TGH M Zainul Majdi. “Saya ingin menjadikan Lombok sebagai pusat program tuna netra penghafal Alquran,” ucapnya lantang dihadapan ratusan peserta konferensi, Kamis kemarin (8/12).
Menurut Syeikh Ali Jaber, pulau Lombok bukan hanya dikenal sebagai pulau seribu masjid. Namun di negara Arab Saudi, pulau Lombok bahkan dikenal sebagai tempat para penghapal Alquran. Hal itulah yang mendasari keinginan kuat dirinya menjadikan pulau Lombok sebagai sentra penghafal Alquran. “Dalam waktu dekat saya akan kumpulkan 10 ribu tuna netra, semoga kegiatannya bisa dilaksanakan di Lombok,” ujarnya.
Sebagai bentuk keseriusannya, komunikasi dengan para donator telah dilakukan. Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menunjang kegiatan tersebut juga disiapkan. “Saya sudah komunikasi dengan imam-imam di masjid Nabawi, Qyba, Aqsha. Mereka sudah siap hadir kok. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial juga siap bantu dari segi pendanaan,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Prof Dr H Said Agil Husin Almunawar sangat mendukung setiap kegiatan yang membawa berkah bagi umat. Apalagi itu untuk menghafal Alquran. “Tidak usah dengar orang liberal yang bilang tidak perlu hafal Alquran, tidak perlu hafal hadist,” katanya.
Dikatakan, Alquran dapat menjadi sumber nilai universal, karena memiliki nilai yang tidak pernah rapuh dan berlaku sepanjang masa. Selain itu, kebenaran Alquran dapat diuji secara metafisis maupun saintis.
Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi sangat mendukung rencana Syeikh Ali Jaber. Dia meyakini, Islam dan NTB bisa jaya dengan ayat-ayat suci Alquran. “Orang Barat saja membangun peradaban dengan melihat Alquran, apalagi kita umat Islam,” ucapnya.
Khusus di NTB, gubernur sangat ingin melihat perguruan tinggi Islam seperti IAIN menjadi pusat penghafal Alquran. Jangan sampai IAIN terkontaminasi oleh pikiran-pikiran liberal atas nama kebebasan berpikir.
Dia juga menantang IAIN Mataram mampu menjadi Jami’atul Qur’an (Universitas Alquran). “Saya harap IAIN Mataram melahirkan pemikir-pemikir Qur’ani dan sarjana-sarjana Qur’ani yang akan menjadi sebaik-baik pondasi bagi pembangunan NTB kedepannya,” tutupnya. (zwr)