Kereta Gantung Cina Disetujui Melintasi KLU

INVESTOR: Bupati Djohan Sjamsu bersama Pelaksana Tugas Asisten III Setda KLU Kawit Sasmita menerima kedatangan investor Cina di Kantor Bupati, Rabu (15/11).(IST FOR RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Bupati KLU Djohan Sjamsu mendukung investor Cina yang akan membangun kereta gantung Rinjani melewati KLU. “Kemarin kami didatangi pengusaha yang berencana membangun kereta gantung dari Lombok Tengah ke KLU. Itu dalam rangka pengembangan pariwisata tentu kami mendukung,” ujar Djohan, Kamis (16/11).

Dengan berdirinya kereta gantung tersebut maka akan melengkapi pilihan masyarakat terutama yang dari luar daerah hingga luar negeri liburan ke Lombok, khususnya KLU. “Dengan hadirnya kereta gantung ini, masyarakat saya yakin antusias karena ini termasuk baru di daerah ini,” ucapnya.

Untuk itu Djohan mengaku sudah meminta investor yang akan membangun kereta gantung tersebut mengecek titik-titik mana saja lokasi untuk membangun fasilitas di KLU. “Saya juga sudah menyampaikan agar mereka segera menyelesaikan analisis dampak lingkungan (amdal),” pungkasnya.

Baca Juga :  Tak Libatkan Wabup, Mutasi Dinilai Sarat Kepentingan Politik

Pelaksana Tugas Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) KLU Kawit Sasmita mengatakan bahwa kedatangan investor Cina ini baru kali pertama. Tujuannya koordinasi sekaligus meminta surat rekomendasi bupati untuk membangun proyek Rp 2,2 triliun tersebut.

“Ia dilakukan karena dari rencana pengembangan objek kereta gantung ini salah satu titiknya nanti masuk di wilayah KLU tepatnya di Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan,” ujarnya.

Di sana akan menjadi titik terakhir dari kereta gantung Rinjani yang panjangnya sekitar 9,5 km dari Lombok Tengah. Rencananya titik terakhir itu nanti akan dibangun sejumlah fasilitas berupa hotel, museum, pasar oleh-oleh, pasar kuliner, dan lainnya. “Di titik terakhir itu nanti wisatawan bisa turun untuk beristirahat,” ucapnya.

Baca Juga :  Dispar NTB Sorot Antrean Penumpang di Gili Trawangan

Terkait kapan akan dimulai pembangunan, Kawit mengaku belum bisa memastikan. Sebab proyek ini menjadi wewenang Pemerintah Provinsi NTB. Investor dari Cina juga sudah mendapatkan izin pemanfaatan kawasan hutan Rinjani seluas 500 hektare. “Sebelum dimulai tentu itu akan disosialisasikan dulu ke masyarakat, di Desa Akar-Akar,” ucapnya.

Kawit pun mengajak masyarakat mendukung proyek ini. Ia meyakini tidak ada masyarakat yang akan dirugikan dengan adanya kereta gantung Rinjani. Artinya masyarakat yang kesehariannya sebagai porter, guide dan lainnya tidak akan kehilangan pekerjaan. “Segmen yang akan digarap ini orang tua dan anak-anak karena tidak mampu mendaki Rinjani,” bebernya. (der)

Komentar Anda