Kepanikan Warga Lombok Diguncang Gempa 6,4 Skala Richter (Bagian 3-Habis)

Tiga Hari Terjebak di Rinjani, Sekali Minum Hanya Seteguk

Begitu juga dengan sisa bekal makanan juga terbatas. Yang tersisa hanya pisang dan beberapa bungkus roti. Saat itu, dia bersama pendaki lainnya mengharapkan adanya bantuan yang datang. Namun, karena kondisi yang tidak memungkinkan, mereka sadar data jika bantuan itu akan datang dalam waktu yang cukup lama. ‘’Ketika kita kita juga sempat berupaya untuk menghubungi petugas TNGR. Tapi sinyal HP sama sekali tidak ada,’’ sebut wanita yang menjabat Kepala Pusdiklat Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah ( LKPBJP) BUMN ini.

Baca Juga :  Total Kerugian Bencana Gempa Mencapai Rp 14,89 T

Karena kondisi tidak memungkinkan tetap berada di batu ceper maupun akan naik ke palawangan, mereka  pun berencana untuk kembali lagi ke Segara Anak. Poternya pun disarankan untuk turun mengecak terlebih dahulu kondisi di sekitar Segara Anak. Apakah memungkinkan untuk kembali lagi atau tidak. ‘’Porter kami hebat sekali. Meksi jarak antara Segara Anak dengan batu ceper cukup jauh. Namun dia dalam waktu yang sangat cepat bisa turun dan naik kembali mengecek kondisi di Segara Anak,’’ katanya.

Mereka pun akhirnya memuskan untuk kembali lagi ke Segara Anak. Di sana, mereka juga menemukan pendaki yang lain yang masih bertahan. Mereka pun langsung berupaya mengubungi pihak TNGR karena di sekiatar itu ada sinyal HP. Selama tiga hari di terjebak di Segara Anak, dia bersama para pendaki lainnya terus saling menenangkan agar tidak panik. ‘’Akhrinya kepastian bantuan datang hari ini. Saya dan rekan sangat senang. Namun disisi lain kami sangat trauma dengan kejadian ini,’’ tandas Suharti. (**)

Komentar Anda
1
2
3