Kampus Harus Berani Terapkan Skripsi Digital

Ilustrasi Skripsi Digital
Ilustrasi

MATARAM – Skripsi manual dinilai sudah kurang layak dimanfaatkan di kampus-kampus. Pasalnya, tidak hanya mahasiswa yang dibuat pusing, tapi kampus juga sudah mulai repot dengan keberadaan skripsi berbentuk buku.

“Ini karena semakin tahun penyimpanan skripsi manual kian tidak ada ruang. Sehingga, kampus diharapkan berani menerapkan skripsi digital supaya mahasiswa dan kampus lebih dimudahkan,” kata Dosen Sistem Informasi STMIK Bumigora NTB, Prof Dr Muhammad Tajuddin MSi, Senin kemarin (12/3).

Belakangan ini skripsi manual disebutnya cukup merepotkan kampus. Ini karena jumlah skripsi manual semakin banyak. Terlebih di kampus-kampus besar dan ternama. Tempat penyimpanannya selalu menjadi persoalan.

Katanya, kampus direpotkan dengan skripsi digital lantaran setiap kampus menamatkan ribuan mahasiswa. Di lain sisi skripsi mahasiswa dijadikan arsip di ruangan tertentu.

Baca Juga :  Renovasi RKB Tiga SD Sudah Mulai Berjalan

“Ruanganan penyimpanan skripsi manual semakin tahun semakin padat di seluruh kampus. Makanya satu-satunya solusi, kampus harus berani terapkan skripsi digital biar lebih sederhana,” lanjutnya.

Skripsi digital lanjutnya, bukan hanya disebabkan oleh tuntutan zaman. Namun jika dilihat dari segi manfaat, cukup banyak membantu. Diantaranya, mengefisienkan waktu dosen dalam memeriksa skripsi mahasiswa. Bahkan, mudah diperiksa meskipun cukup lewat smartphone.

Adapun jika kampus ingin tetap menggunakan manual, tidak masalah dicetak. Di lain sisi, dari segi pembiayaan, mahasiswa juga sangat terbantu. Pasalnya, tidak perlu dicetak dulu baru kemudian diperiksa oleh dosen pembimbing atau sejenisnya. Cukup mahasiswa mengirim filenya ke email atau ke smartphone yang berbentuk PDF atau sejenisnya.

Baca Juga :  1158 Calon Maba Jalur SNMPTN Unram Lulus

Dalam hal ini, lanjutnya, dosen pembimbing dalam koreksinya, tidak perlu mencoret hasil tulisan mahasiswa bimbingannya. Namun cukup dikasih tanda pada poin yang menjadi kekeliruan mahasiswa dalam membuat skripsi.

“Jika ini yang kita terapkan, kita juga sebagai dosen tidak terlalu repot,” lanjutnya. 

Apalagi sekarang tambahnya, beberapa dosen kerap pergi keluar kota. Praktis, mahasiswa tidak lagi harus menunggu di kampus untuk diperiksa. Namun cukup dengan dikirimnya file skripsi oleh mahasiswa bersangkutan.

“Kita tidak harus mengoreksi di kampus kalau ini yang kita terapkan,” tutupnya. (rie) 

Komentar Anda