MATARAM–Tahun depan pilkada serentak Indonesia digelar. Di NTB pilkada berlangsung di tingkat Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat dan Kota Bima.
Melihat geliat pilkada banyak hal yang harus mulai dipersiapkan dari sekarang. Satu diantaranya adalah penguatan keterlibatan dan partisipasi pemilih warga tertinggal ekonomi dan warga penyandang disabilitas.
“Warga tertinggal ekonomi dan penyandang disabilitas kerap kali dikesampingkan hak-haknya dalam bidang politik. Misalnya pada pemilihan umum,” kata Direktur M16, Bambang Mei F, kemarin.
[postingan number=3 tag=”pilkada”]
Dijelaskan, warga tertinggal secara ekonomi dan penyandang cacat juga memiliki hak politik yang sama dengan warga lainnya. Namun banyak diantara mereka yang tidak mendapat hak pilih dan sering diabaikan.
Hak politik warga tertingal secara ekonomi dan penyandang cacat ini, ungkapnya, harus diberikan dan disamaratakan dengan warga lainnya. Terlebih mereka yang lemah dan terbelakang tingkat sosial ekonominya kerap dijadikan sebagai penonton dalam pesta demokrasi. Hak suara mereka diburu tanpa mereka mengerti untuk perubahan atau perbaikan seperti apa hak suara mereka berikan.
“Ini masalah yang kami anggap penting dan perlu dibahas dalam diskusi nanti,” ungkapnya.
Di tempat sama, Sekretaris M16, Lalu Athari Fatih Salim menambahkan, pembicara yang hadir dalam diskusi itu yakni Ketua KPU NTB, Lalu Aksar Ansori dan Dr. Drs. Haji Lalu Wildan MPd dosen IPDN Jatinangor. Di samping itu, ada juga keterwakilan dari warga tertinggal ekonomi dan penyandang disabilitas. Diskusi ini dibuka untuk umum.
Athar juga menyebutkan, dalam pilkada semua memiliki hak politik yang sama. Termasuk para warga tertinggal ekonomi dan penyandang disabilitas.
Dengan membedah posisi hak politik warga tertinggal ekonomi diharapkan mereka tidak lagi dianggap warga nomor dua dalam pilkada. Dengan pembicara yang hadir dan tema ini, diharapkan menarik perhatian masyarakat sipil dan politisi serta komunitas lain mendorong para kandidat pilkada menetapkan ihwal memajukan ekonomi warga tertingal di daerah kantong-kantong terbelakang sebagai visi misi mereka dalam Pilkada 2018. (yan)