Investor Malaysia Tertarik Bangun Pabrik Mutiara di NTB

H Mohammad Rum ( Ratna Radar Lombok )

MATARAM – Pemerintah Provinsi NTB berencana akan membangun pabrik pengolahan mutiara di kawasan lahan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB di Banyumulek, Lombok Barat. Kepastian itu disampaikan langsung Kepala DPMPTSP Provinsi NTB H Mohammad Rum.

“Datuk Muh Azam adalah Managing Direktur Taza Force. Ada 3 devisi investasi yang direncanakan, yakni mining atau pertambangan, smart city dan pabrik pengolahan mutiara,” kata Mohammad

Disebutkan Rum, dari ketiga sektor yang ingin disasar perusahaan asal Malaysia tersebut, mereka akan pembangunan pengolahan pabrik mutiara di kawasan BRIDA NTB yang paling rasional untuk dilaksanakan. Terlebih karena proses dalam pengajuan izin pertambangan, terutama non mineral sangat panjang di Pemerintah Pusat, serta banyak ditemukan kendala di lapangan karena kebijakan OSS.

Sementara untuk investasi Smart City, masih terbentur dengan pola atau skema saat penerapan sistem yang akan dibangun di NTB. Sebagai contoh pemasangan kamera untuk memindai kendaraan yang telat bayar pajak di ruas-ruas jalan utama di Kota Mataram. Bisa saja manfaatnya dapat meningkatkan penerimaan daerah dari sektor pajak kendaraan bermotor.

Hanya saja pihak investor menginginkan royalty terhadap penggunaan sistem tersebut. Artinya, setiap peningkatan pajak pendapatan pihak investor harus mendapat bagian. Hal ini tentu tidak menguntungkan Pemerintah Daerah dari segi perhitungan APBD.

”Smart City skemanya di APBD nanti susah jadi kita fokus pada pabrik mutiara saja karena sistemnya buy to buy dengan perajin,” jelasnya.

Adapun tujuan pembangunan pabrik ini, supaya komoditi mutiara yang sebelumnya hanya dikirim dalam bentuk mentahan dapat diolah dengan baik dan bisa menambah nilai jual dari produk mutiara tersebut. Dampak lainnya dapat meningkatkan pendapatan dari para petani mutiara. Adapun kapasitas pabrik pengolahan mutiara itu cukup besar dan segera dilakukan pembanguman, karena sudah ada lahan 1,5 hektare atau 2,5 hektare di kawasan BRIDA NTB.

Sementara itu, calon investor asal Malaysia, Datuk Azam menyampaikan secara teknis sistem teknologi smart city yang mereka punya untuk diterapkam di NTB. Mulai dari bidang electricity, tax finance, fire management dan waste treatment.

“Kami juga niat untuk membangun kilang polishing mutiara dengan tujuan ekspor ke Abu Dhabi,UEA,” tandasnya. (cr-rat)

Komentar Anda