HBK Dinilai Terlalu Mendominasi di Gerindra NTB: Berpotensi Ditinggalkan Kader

Ketua Badan Pengawas dan Disiplin DPP Gerindra Haji Bambang Kristiono/Anggota DPR RI Dapil Lombok. (IST/NET)

MATARAM–Gerindra sudah resmi mengajukan pergantian Mori Hanafi dari jabatan Wakil Ketua DPRD NTB ke Sekretariat DPRD NTB. Mori akan digantikan Nauvar Furqoni Farinduan.

Belakangan, Ketua DPRD Lombok Tengah (Loteng) M Tauhid dan Ketua DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) Nasrudin juga dikabarkan segera diganti

Pengamat Politik UIN Mataram, Ihsan Hamid melihat apa yang terjadi di internal Gerindra akibat terlalu kuatnya dominasi Ketua Badan Pengawas dan Disiplin DPP Gerindra Haji Bambang Kristiono (HBK) dalam mengendalikan internal Gerindra di NTB. HBK sendiri saat ini menjadi Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok.

Baca Juga :  Nasrudin Santai Tanggapi Kabar Pencopotan Dirinya dari Jabatan Ketua DPRD KLU

“Tidak ada hujan angin, tiba-tiba Mori diganti. Jadi internal Gerindra di NTB dikelola sesuai rasa HBK,” ungkapnya.

Dia juga berpandangan, sangat besar kemungkinan ada lanjutan pergantian pimpinan DPRD kabupaten/kota dari Fraksi Partai Gerindra, apalagi jika kader itu sudah tidak kehendaki lagi oleh HBK sebagai pimpinan DPRD.

“Termasuk kemungkinan diganti Ketua DPRD KLU Nasrudin pasca-berpolemik dengan Sudirsah. Sudirsah selama ini kita kenal cukup dekat dengan HBK,” paparnya.

Ihsan juga mengomentari terkait tidak adanya peran signifikan dari Ketua DPC Gerindra KLU Danny Febrianto Ridawan dalam menjalankan roda kepartaian.

Menurutnya, tidak ada peran signifikan Danny sebagai Ketua DPC, menunjukkan bahwa Wabup KLU itu tidak punya posisi tawar kuat di internal Gerindra dan HBK. Danny dinilai hanya sebagai pion.

Baca Juga :  Dikabarkan Diganti dari Jabatan Ketua DPRD Loteng, Tauhid: Berembe Tadahn

Selain itu, posisi Danny sebagai tersangka kasus dugaan korupsi di Kejati NTB juga sangat mungkin membuat Gerindra tidak memberikan peran signifikan ke Danny dalam menjalankan roda organisasi kepartaian.

Dikhawatirkan jika Danny diberikan peran signifikan, akan bisa menyandera partai. Sehingga dominan internal Gerindra KLU dikendalikan oleh pihak lain. “Dengan kondisi ini, partai Gerindra di NTB akan berpotensi ditinggalkan kadernya,” lugasnya. (yan)

Komentar Anda