H-1 Puasa, Ribuan Warga Padati Lokasi Wisata

BANYAK kebiasaan dan tradisi masyarakat dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan, mulai dari ziarah ke makam keluarga dan alim ulama, rekreasi dan mandi di laut, hingga saling meminta maaf melalui SMS dan Medsos.

 


JALAL – LOTIM


 

BERAGAM tradisi masyarakat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan atau masyarakat biasa menyebut bulan puasa. Meski kegiatan menyambut datangnya puasa tersebut bukan merupakan perintah  agama, akan tetapi merupakan tradisi yang belakangan marak dilakukan warga guna merayakan kedatangan bulan Ramadan.

“Meski ini mungkin bukan diperintahkan agama, akan tetapi saya pikir ini hal yang positif kita lakukan dengan berziarah ke makam keluarga dan orang-orang alim,” kata Hazri, salah satu warga Lotim asal Pringgabaya. Dia juga mengaku keluarga besarnya tidak pernah meninggalkan tradisi ini setiap tahun, sehari menjelang datangnya bulan puasa dan saat Idul Fitri dan Idul Adha.

Bahkan pada beberapa tempat, pekuburan atau lokasi pemakaman telah mulai ramai menjelang tiga hari datangnya Ramdhan. Terlebih puncaknya, sehari sebelum hari H, Minggu (5/6) kemarin, nyaris tidak ada pemakaman yang kosong dari kunjungan orang-orang guna melakukan ziarah makam.

Baca Juga :  Wagub NTB Resmikan Kampung Wisata Halal Karang Jangkong

“Selain mendoakan arwah keluarga dan orang alim yang telah mendahului kita. Hhikmahnya kita dianjurkan ke kubur adalah agar kita mengingat mati, sehingga giat dalam beribadah karena takut mati,” imbuhnya.

Lokasi lainnya yang selalu diserbu orang saat menjelang datangnya Ramadhan adalah pantai dan lokasi-lokasi pemandian dan wisata lainnya. Hampir semua pantai tak luput dari kunjungan masyarakat Lotim semenjak hari Jum’at (3/6) lalu. Terutama di lokasi wisata pantai Gili Lampu, Pidana dan Ketapang. Ribuan orang setiap hari memadati lokasi pantai ini sejak Jum’at lalu, terlebih pada hari Minggu kemarin.

“Sudah menjadi tradisi masyarakat Lombok dalam menyambut Ramdhan dengan mandi di laut dan kami menyebutnya dengan istilah bersin puasa,” kata Azwar Warga Aikmel.

Mengaku tidak tahu sejak kapan tradisi bersin (membersihkan diri, red) puasa dengan mandi dipantai ini dilakukan masyarakat Lotim. Yang jelas bahawa ia dan keluarganya sejak puluhan tahun silam rutin melaksanakan kegiatan ini setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Baca Juga :  Patung Karya Jason Belum Berani Diangkat

Meski tidak ada hubungannya dengan  bulan suci Ramadhan atau kegiatan ibadah di bulan suci ini, namun tradisi ini dianggap baik guna refresing atau bersantai bersama keluarga. “Mungkin selama ini kita jarang memiliki waktu bersama seluruh keluarga untuk bersantai, maka kesempatan inilah kita manfaatkan, meski sebenarnya tidak ada kaitnnya sama sekali dengan bulan puasa,” akunya.

Tradisi yang kemudian lahir bersama dengan kamajuan teknologi dan informasi adalah tradisi meminta maaf dan mengucapkan selamat atas datangnya Ramadhan kepada keluarga, rekan dan karib adalah melalui SMS dan media sosial lainnya.

Bahkan hal ini kini telah menjadi trend di masyarakat. Lagi-lagi hal ini meski tidak merupakan perintah agama, namun karena dianggap baik dan positif sehingga terus berkembang pada semua kalangan dan lapisan. (*)

Komentar Anda