Direndahkan di Medos, Manajemen RSUD Praya Laporkan Warga ke Polisi

PELAYANAN : Pelayanan di RSUD Praya yang begitu padat oleh pasien, kemarin. (ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

PRAYA Pelayanan RSUD Praya kembali mendapatkan sorotan dari masyarakat, bahkan sebuah unggahan di media sosial facebook yang dilakukan oleh akun harta Buan Andani dengan vulgar mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut yang dianggap sangat tidak maksimal.

Bahkan dalam unggahannya, pemilik akun dengan terang-terangan dan vulgar menulis “RS Setan ini jek, RS sebesar ini korsi roda harus rebutan, dan pelayanan kalau tidak ada orang dalam kita tidak diurus, acong jamaq Pelayanan RS nik’’. Atas dasar unggahan tersebut, sejumlah pihak mulai dari dokter, perawat, bidan, analis, apoteker hingga tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non kesehatan merasa sangat tercederai dan bahkan saat ini pihak manajemen RSUD Praya sudah melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.

Direktur RSUD Praya, dr. Mamang Bagiansah mengatakan, baru-baru ini RSUD Praya menjadi sorotan karena sebuah unggahan di media sosial yang dilakukan oleh akun Harta Buan Andani mengenai ketidakpuasannya terhadap pelayanan di RSUD Praya. Namun, karena menggunakan bahasa yang tidak pantas dan merendahkan institusi RSUD Praya membuat sejumlah pihak merasa sangat tercederai dan memberikan peringatan keras. “Saudaraku, kami tidak anti kritik. Saran dan masukan pelungguh sami akan kami terima dengan terbuka. Namun, mohon dengan sangat agar disampaikan pada jalur yang tepat dan terutama dengan bahasa yang santun. Apalagi saat ini kita sedang dalam suasana bulan Ramadan,” ungkap dr. Mamang Bagiansah, Selasa (19/3).

Pihaknya mengakui sangat sadar, masih banyak persoalan pelayanan yang harus dibenahi. Kursi roda misalnya, tiap tahun ada pengadaan, tapi belum mampu mengimbangi kebutuhan kunjungan pasien yang terkadang membludak pada hari-hari tertentu.  Contoh lain adalah, pada hari-hari tertentu lahan parkir sampai tidak mampu menampung kendaraan, kursi-kursi tunggu di ruang poliklinik pun tidak cukup untuk menampung kunjungan pasien. “Kami mohon permakluman dari seluruh saudaraku masyarakat Lombok Tengah khususnya yang kami layani di RSUD Praya. Pun jika ada keluhan, maka sampaikan pada unit pengaduan di Bidang Pelayanan RSUD Praya,” pintanya.

Baca Juga :  Jaksa Endus Adanya Pungli di BLUD RSUD Praya

Disampaikan juga bahwa dari Ketua PPNI, Ketua Komite Medik, Ketua Komite Keperawatan, Ketua Komite Tenaga Kesehatan lain juga menyuarakan hal senada. Karena kenyataan begitu seringnya membiarkan narasi-narasi yang merendahkan tenaga kesehatan selama ini perlu disikapi bersama. ”Kita mungkin lemah dan rapuh saat berdiri sendiri, seperti sebatang lidi yang terpisah. Namun, saat lidi-lidi itu diikat bersama, mereka membentuk ikatan yang kuat dan tangguh,” tegasnya.

Disampaikan bahwa di rumah sakit, mereka dari berbagai profesi dan latar belakang, bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Sehingga ia mempertanyakan pantaskah kemudian ada seseorang yang menggunakan kata-kata yang merendahkan seperti setan dan ‘’acong”, mengacu pada satu dua kekurangan aspek pelayanan di RSUD Praya. “Jika kita tidak bertindak, mungkin selamanya tidak akan ada proses pembelajaran. Selamanya akan terbuka pintu bagi penghinaan-penghinaan lebih lanjut. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menegaskan bahwa kita tidak akan mentolerir perilaku semena-mena seperti ini. Kita bukan menolak kritik dan saran, tetapi kita meminta agar itu disampaikan dengan bahasa yang santun dan beradab,” cetusnya.

Baca Juga :  Petani Tembakau Rugi, Pemerintah Dianggap Lamban

Disampaikan bahwa profesi mereka tidak menuntut mereka untuk selalu sabar dan lembut dalam menghadapi celaan yang tidak pantas. Kesabaran juga ada batasnya, terutama saat ucapan kotor dan tidak terpuji terlontar. “Saatnya bagi kita untuk bersatu dan menegakkan standar komunikasi yang pantas, tidak hanya di Bulan Suci ini, tetapi sepanjang waktu,” tambahnya.

Disampaikan bahwa melalui unit kehumasan, pihak RSUD Praya sebenarnya telah membangun komunikasi dengan pemilik akun tersebut, untuk mengklarifikasi terkait unggahan atau status di media sosial (Medsos) dan meminta agar yang bersangkutan memperbaiki atau menghapus postingan tersebut, namun yang bersangkutan tidak memberikan tanggapan. “Oleh karena itu, pada hari ini (Selasa 19/3) manajemen RSUD Praya mengambil langkah serius dengan melaporkan peristiwa ini secara tertulis ke Polres Lombok Tengah. Tindakan ini diambil agar sekali lagi menjadi pembelajaran kita bersama. Mari bijak menggunakan media sosial. Agar kritik, saran, pendapat disampaikan dengan bahasa yang santun dan beradab,” jelasnya.

Manajemen RSUD Praya berharap bahwa langkah-langkah yang diambil ini akan memberikan pesan yang jelas bahwa tidak ada toleransi terhadap penggunaan bahasa yang tidak pantas, terutama saat menyangkut institusi pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab melayani masyarakat dengan profesionalisme dan integritas. “Dalam kerangka gerakan beriuk meriri di RSUD Praya, semua pihak diharapkan dapat memahami pentingnya menghormati satu sama lain dalam berkomunikasi, baik di dunia nyata maupun di dunia maya,” terangnya. (met)

Komentar Anda