Dipasok untuk Kebutuhan Kurban di Jabodetabek, Ribuan Sapi dari NTB Belum Laku

TRANSIT : Inilah saat ribuan sapi transit di Pelabuhan Lembar sebelum dikirim ke wilayah Jabodetabek. (DOK/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Puluhan ribu sapi yang dikirim ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) oleh berbagai perusahaan dari NTB diduga banyak yang belum laku terjual sampai usai Idul Adha.

“Informasi sementara yang kita dapat, wilayah Tanggerang Raya yang paling banyak belum laku. Sampai tiga hari usai Idul Adha, ada sekitar 500-1000 sapi yang belum laku,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB Muhammad Riadi, Selasa (4/7).

Dikatakannya, data ril keseluruhan terkait angka penjualan dan angka yang belum laku, belum diterima pihaknya secara utuh. Sehingga pihaknya belum bisa memastikan berapa yang sudah laku dan belum laku.

Baca Juga :  Event WSBK Diproyeksi Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi NTB

Berdasarkan data pengiriman, ada sekitar 28 ribu sapi yang transit di Pelabuhan Lembar sebelum Idul Adha. Puluhan ribu sapi tersebut dikirim ke wilayah Jabodetabek. Kabupaten yang mengirim sapi paling banyak adalah Kabupaten Bima.

“Ada sekitar 22 ribu sapi yang dikirim oleh perusahaan dari Kabupaten Bima,” katanya.

Kendati ada yang belum laku, pihaknya optimis bakal bisa laku seluruhnya, karena kebutuhan daging sapi di wilayah perkotaan cukup banyak. Adapun perihal data 2.000 sapi yang belum laku itu, disebutnya masih dugaan, karena Disnakeswan NTB belum terima data apapun terkait hal tersebut.

Sebelumnya, Disnakeswan Kabupaten Bima mencatat 2.000 ekor sapi Bima yang dipasarkan di wilayah Jabodetabek tidak laku terjual. Kondisi itu membuat para peternak rugi.

Baca Juga :  Transportasi Lokal dan Online Diminta Bangun Komunikasi

“Tercatat kurang lebih 2.000 ekor sapi yang saat ini masih berada di wilayah Jabodetabek karena tak laku terjual,” kata Kepala Disnakeswan Kabupaten Bima, Indra Jaya.

Ribuan ekor sapi yang tak terjual itu, direncanakan dijual dengan harga pokok atau kembali ke modal awal. Karena tidak lagi memungkinkan untuk dijual harga tinggi lantaran momentum kurban telah usai.

Indra Jaya mengatakan, saat ini pihaknya sedang koordinasi dengan Pemrov NTB dan Kementerian Pertanian (Kementan) guna menemukan solusi terbaik, agar ribuan sapi petani bisa terjual atau dipulangkan kembali ke Bima. (rie)

Komentar Anda