DBD Capai 78 Kasus, Terbanyak di Santong

dr. Abdul Kadir (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi atensi Dinas Kesehatan KLU hingga saat ini. Kepala Dinas Kesehatan KLU dr. Abdul Kadir mengatakan bahwa meskipun kasusnya tidak sebanyak awal tahun lalu tetapi pihaknya tetap menyikapi serius persoalan ini. Sebab bisa saja tiba-tiba meningkat drastis.

Sub Kordinator Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit (P2P) pada Dinkes KLU Rasiatun mengatakan bahwa pada Januari 2023 itu kasus DBD mencapai 93 kasus dan Februari 80 kasus. “Sementara untuk Januari 2024 walaupun heboh di lapangan tetapi kasusnya hanya 35 dan Februari  hingga saat ini ada 43 kasus,” bebernya.

Rasiatun mengaku bahwa menurunnya kasus DBD ini tidak terlepas dari kerja keras yang dilakukan pihaknya bersama tenaga kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit. “Pencegahan yang kita lakukan berupa imbauan melalui surat yang kita kirim ke puskesmas untuk ditembuskan ke desa. Salah satunya 3M Plus,” bebernya

Baca Juga :  Pasca Bom Bunuh Diri, Pengamanan Markas Polisi Diperketat

3M Plus itu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, memasang kelambu atau kawat kasa di ventilasi, menggunakan lotion anti nyamuk, dan menanam tanaman anti nyamuk. “Jadi Alhamdulillah kasus DBD awal tahun ini tidak seekstrem tahun 2023. Cuman kita tetap waspada agar tidak melonjak di musim hujan ini,” ungkapnya.

Sedangkan untuk metode pengasapan (fogging), Rasiatun mengaku jarang dilakukan, karena bukan solusi terbaik. Fogging dapat dilakukan dengan kriteria yang ketat. Di antaranya di lingkungan yang telah ditemukan kasus DBD. “Fogging tidak menyelesaikan masalah. Sebab kalau tanpa dibarengi dengan pemberantasan sarang nyamuk, maka percuma. Makanya saran kami jangan begitu fogging kemudian selesai sampai sana. Harus dilanjutkan dengan pemberantasan sarang nyamuk biar jentik-jentik nyamuk habis,” bebernya.

Baca Juga :  Mahasiswa NTB Tolak Jokowi 3 Periode

Terkait daerah mana saja yang rawan DBD, Rasiatun mengaku bahwa yang paling rawan sejauh ini adalah Santong. Sebab kasus terbanyak selalu di Santong.

Pada Januari lalu ada 14 kasus kemudian Februari 16 kasus. “Selain Santong yang banyak itu Tanjung. Di mana pada Januari lalu ada 5 kasus dan Februari 9 kasus,” ungkapnya.

Terkait apa saja gejala DBD, Rasiatun menjelaskan bahwa gejalanya yaitu tiba-tiba panas atau demam tinggi kemudian ada bintik-bintik merah di sekujur tubuh dan nafsu makan menurun.

“Kalau ada gejala itu segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk memastikan. Kalau memang DBD biar segera tertangani. Sejauh ini dari sekian kasus Alhamdulillah semua bisa tertangani dan tidak ada yang sampai meninggal,” pungkasnya. (der)

Komentar Anda