MATARAM– Pemerintah Kota Mataram diminta mengantisipasi dampak cuaca buruk kaitannya dengan jumlah warga miskin.
Hal ini menjadi perhatian akademisi Dr. Iwan Harsono kemarin. Ia mengatakan, kondisi cuaca berpengaruh terhadap angka kemiskinan. Misalnya dengan kondisi buruk saat ini, nelayan yang tinggal di daerah pesisir paling berpotensi menjadi masyarakat miskin baru.
Warga yang tinggal di pesisir kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Namun sayang dengan kondisi cuaca saat ini, mereka melibur melaut dalam jangka waktu lama, diperkirakan hingga beberapa bulan ke depan. “Kondisi ini harus diantisipasi apalagi jika sampai berlangsung selama tiga bulan,” tegasnya.
Kalau nelayan tidak ada pemasukan selama berbulan-bulan, maka mereka berpotensi menjadi masyarakat miskin baru. Sebagai bentuk antisipasi Pemkot harus memastikan ketersediaan Sembako untuk mereka. Kebutuhan harus sudah disiapkan sebaba jika suatu nanti terjadi banjir atau musibah lainnya, para korban bisa mendapatkan bantuan lebih cepat.
Iwan mengatakan saat ini ancaman inflasi sudah diantisipasi, tetapi ancaman potensi kemiskinan baru akibat cuaca ini harus diantisipasi juga. Bisa dibayangkan kalau sampai selama tiga bulan nelayan tidak bisa melaut mereka mau dapat penghasilan dari mana. Untuk itu bantuan program sosial berupa PKH dan yang lainnya harus segera direalisasikan.”Nelayan harus diantisipasi agar tidak jadi miskin gara-gara tidak bisa melaut,” tegasnya.
Kepala Bidang Logistik BPBD Kota Mataram Ikbal menjelaskan, menghadapi cuaca ekstrim, BPBD intens melakukan koordinasi dengan BPBD NTB. Logsitik yang dititip di BPBD bisa diambil kapan saja diperlukan. BPBD Kota Mataram tidak memiliki gudang penyimpanan makanya ditaruh di BPBD Provinsi NTB.
Untuk saat ini kondisi cuaca masih dalam posisi tidak menentu.Menurut BMKG, kondisi cuaca sedang tidak bagus.(ami)