Ia menuturkan, pembangunan jembatan ini sudah sejak lama direncanakan. Bahkan jauh hari sebelum rencana pembangunan jembatab yang di sebelah barat. Tetapi pihaknya tidak tahu alasan atau ada faktor apa sehingga jembatan ini baru bisa dikerjakan mulai tahun ini.”Sejak zaman dulu di lokasi ini memang sudah diramal dan direncanakan akan dibangun jembatan,” ungkapnya.
Oleh para orang tua sekitar tahun 80-an, ada ungkapan bahwa kalau ada jembatan yang dibangun maka akan ada tumbal. Ia belum sepenuhnya mengerti dengan apa yang dikatakan oleh orang tua pada saat itu. Tetapi dengan adanya korban yang meninggal di lokasi pembangunan jembatan ini, kita sebaiknya sadar.”Mungkin ini pertanda dari apa kata orang tua kita dulu,” tutur kakek yang lahir dan besar di Lingkungan Perigi Dasan Agung ini.
Di sepanjang kali Jangkuk ini dulu banyak dihuni makhluk halus. Di kawasan ini dulu adalah rumah para jin. Bahkan mereka memilik pasar sebagai tempat beraktivitas jual-beli. Tetapi manusia yang tidak memiliki ilmu kebatinan tidak bisa melihat keberadaan mereka. “ Di sini dulu kata orang tua tempat pasarnya makluk halus,” ungkapnya.
Makanya zaman dulu, kalau warga tidak pemberani jarang ada warga masyarakat yang mau datang ke pinggiran kali ini, apalagi sampai ada yang berani buang air pada jam-jam tertentu warga masyarakat sangat mengerti dengan keberadaan mereka. Namun kini dengan kemajuan zaman dan pembangunan keberadaan mereka merasa terancam dengan banyaknya kegiatan pembangunan serta banyak dirusaknya tempat-tempat yan dipercayai menjadi tempat tinggal mereka.” Dulu pasa pembangunan jalan ini, ceritanya ada pekerjanya juga yang meninggal setelah mengerjakan jalan ini,” ungkapnya.(*)
