Bukit Selong yang Dulu Jadi Primadona, Kini Kurang Terawat dan Mulai Dilupakan Pengunjung

(Dery Harjan/Radar Lombok) INDAH: Salah seorang pengunjung tengah asyik berfoto di Bukit Selong Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

Wisata alam Bukit Selong terletak di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Tempat wisata yang jaraknya sekitar 87 km dari Kota Mataram ini dulunya cukup ramai dikunjungi orang. Namun kini situasinya berbeda karena kurang terawat.


Dery Harjan-Lombok Timur


WISATA alam Bukit Selong merupakan salah satu tempat wisata yang pernah menjadi primadona. Dulunya, tempat ini menjadi salah satu tempat wisata favorit. Baik wisatawan lokal, domestik, hingga mancanegara.

Tempat ini selalu ramai, apalagi saat liburan akhir pekan. Sebab pengunjung dimanjakan dengan pemandangan alam yang memukau. Dari Bukit Selong, pengunjung dapat melihat keindahan Bukit Pergasingan dan perkebunan holtikultura milik warga yang berlanskap Gunung Rinjani.

Namun, tampaknya saat ini tempat wisata alam Bukit Selong sudah mulai ditinggalkan pengunjung. Suasana ramai yang pernah dijumpai di tempat wisata itu mulai hilang seiring dengan tumbuh dan menjamurnya tempat-tempat wisata alam baru. Tempat wisata ini kalah saing lantaran kondisinya yang kini kurang terawat.

Baca Juga :  Termotivasi Kondisi Ekonomi Keluarga, Menjadi Penghafal Alquran (hafidz)

Wisata Bale Adat di bawah Bukit Selong juga kini sudah rusak parah. Dulunya wisata Bukit Selong dan Bale Adat ini satu paket. Pengunjung cukup membayar Rp 5.000 sudah bisa menikmati dua wisata ini.

Selain Bale Adat yang rusak tempat wisata ini juga diperparah dengan sampah di sekitar lokasi. Belum lagi jalan menuju Bukit Selong banyak dipenuhi sapi milik warga setempat. Sapi tersebut cukup menggangu pengunjung yang datang.
Salah seorang pengunjung bernama Lestari asal Sikur  terlihat ketakutan melintasi jalan yang dipenuhi sapi. “Ndak berani saya lewat,” ucapnya  begitu ada sapi di depannya saat berkunjung ke Bukit Selong, kemarin.

Terkait kondisi ini, Ketua Pokdarwis Sembalun Lawang Setiawan Jodi mengakui bahwa tempat wisata ini memang kondisinya kini kurang terawat. Tempat wisata ini kata Jodi dikelola oleh Karang Taruna Desa Sembalun Lawang.

Untuk mengelola tempat wisata ini itu terganjal oleh minimnya anggaran dari pemerintah desa setempat. Jika mengharapkan  dana dari hasil penjualan tiket kata Jodi tidak memungkinkan. Sebab pendapatannya tidak seberapa. Terlebih dengan pengunjung yang terus menurun pasca adanya gempa dan pandemi Covid-19. “Dana yang terkumpul dari hasil penjualan tiket itu dibagi ke karang taruna, pemerintah desa dan juga kepada masyarakat yang bertugas di lapangan,” ujarnya.
Terkait banyaknya sampah di sekitar lokasi, Jodi mengakui bahwa kesadaran masyarakat sekitar untuk membuang sampah di tempatnya masih kurang. “Tetapi sampah itu tidak semua berasal dari warga sekitar kadang pengunjung juga buang sembarangan,” akunya.

Baca Juga :  Perjuangan Romlah, Banting Tulang Biayai Suami Lumpuh dan Anak Sakit Keras

Selanjutnya mengenai banyaknya sapi di sekitar lokasi, Jodi mengatakan bahwa sapi-sapi itu milik warga setempat yang di lepas bebas mencari makanan sendiri. “Sapi itu kadang naik ke bukit untuk mencari makanan. Susah untuk dilarang,” bebernya. (**)

Komentar Anda