TANJUNG-Tingginya intensitas gelombang laut dua minggu belakangan ini, dikhawatirkan akan menimbulkan banjir rob atau air laut naik ke daratan di sejumlah tempat di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun senantiasa melakukan patroli untuk mengantisipasi terjadinya banjir rob di tempat-tempat yang memang langganan hampir setiap tahunnya.
Petugas Pusat Pengendali Operasi (Pusdalpos) BPBD KLU, Araruna menerangkan, gelombang tinggi yang terjadi dua minggu ini terus diantisipasi pihaknya dengan melakukan patroli. Namun untungnya hingga Senin kemarin (20/5) belum ada banjir rob khususnya di daerah langganan banjir rob seperti di Teluk Ombal Desa Pemenang Barat Kecamatan Pemenang dan di Muara Putat Desa Pemenang Timur Kecamatan Pemenang. “Siang tadi kami pantau, tinggi gelombang di perairan utara mencapai 2,5 meter. Kemarin-kemarin sempat mencapai 3 meter,” terangnya.
Namun dari pemantauan siang kemarin juga kata Araruna, air laut naik sekitar satu meter dari kebiasaaan, khususnya di Teluk Ombal. Namun itu tidak sampai menyebabkan banjir rob. “Kemarin memang naik satu meter dari kebiasaan, tapi tidak sampai menyebabkan banjir rob, dan warga tidak perlu mengungsi. Sejauh ini masih aman,” jelasnya.
Untuk patroli atau pemantauan sendiri lanjutnya, setiap hari dilakukan baik pagi, siang dan malam sesuai jadwal piket masing-masing anggota. “Kalau puasa seperti ini, malamnya kita patroli setelah sholat terawih,” ungkapnya.
Kemudian seperti diketahui, hujan lebat mengguyur KLU kemarin. Berdasarkan pemantauan yang ada lanjutnya, semua masih aman, belum ada longsor dan bencana banjir, termasuk banjir rob. “Masih aman terkendali,” terangnya.
Seperti diketahui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam siaran persnya mengimbau masyarakat mewaspadai potensi hujan lebat pada 17-20 Juni 2016. Hal itu terjadi akibat kondisi masih hangatnya suhu muka laut di atas normal perairan Indonesia Barat, masuknya aliran massa udara basah dari Samudera India di maritim kontinen Indonesia serta lemahnya aliran massa udara dingin Australia di wilayah Indonesia. Kemudian khusus untuk wilayah perairan selatan Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara diminta mewaspadai potensi hujan lebat dan gelombang tinggi. (zul)