Selain itu, pemimpin haruslah orang yang ahli dan adil kepada masyarakat yang dipimpin. Tidak kemudian pemimpin hanya mementingkan kepentingan golongan tertentu saja. Apalagi hal itu tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. “Jadi pemimpin itu harus adil dalam semua hal,” sambungnya.
Dalam menentukan pemimpin, masyarakat diminta jangan melihat umur calon pemimpin. Penghinaan yang sangat serius jika masyarakat diminta memilih pemimpin berdasarkan umur calon pilkada. “Kemunduran besar jika umur menjadi barometer menjadi pemimpin, siapapun yang dipilih masyarakat nanti harus berdasarkan pertimbangan yang matang,” terangnya.
Dijelaskan juga perkembangan saat ini, masyarakat kini cenderung mencalonkan calon pemimpin sendiri dibanding melalui jalur partai. Hal ini akibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin yang berasal dari partai, apalagi saat ini banyak calon pemimpin partai masuk hotel prodeo (penjara). “Tidak ada hal busuk yang pandai disembunuikan pasti akan tercium jua, yakinlah Allah akan menunggu waktu yang tepat untuk terkuaknya ketidakjujuran itu,” sambungnya.
Sebelum mengakhiri pidatonya, diberikan bantuan zakat sebanyak 500 paket kepada karyawan dan orang tua jompo dan masyarakat kurang mampu. (tim)