Beras Mahal Sumbang Inflasi NTB di Atas Angka Nasional

BERAS : Sejumlah beras berjejer yang di klaim sebagai penyumbang inflasi (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat inflasi gabungan dua kota di NTB, Mataram dan Bima pada Oktober mengalami kenaikan 0,37 persen dibandingkan September lalu. Kenaikan inflasi ini masih disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Plh Kepala BPS NTB Muhamad Saphoan mengatakan, terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,18 menjadi 115,17. Angka inflasi ini diklaimnya lebih tinggi dibandingkan nasional yang tercatat 2,56 persen.

“Inflasi gabungan berdasarkan kalender tahunan sebesar 2,66 persen, lebih tinggi dibandingkan September sebesar 2,29 persen. Inflasi Kota Mataram pada Oktober 2,75 persen, sedangkan Kota Bima 2,34 persen,” terangnya, Kamis (2/11).

Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan indeks di sejumlah kelompok. Paling besar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,47 persen. Disusul kelompok transportasi 3,19 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 3,18 persen. Pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kenaikan 2,09 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran 1,76 persen. Kelompok pendidikan 1,38 persen, kelopok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,38 persen, dan beberapa kelompok lainnya. Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sub kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah rokok dan tembakau sebesar 11,06 persen.

Disusul sub kelompok makanan 3,63 persen dan sub kelompok minuman tidak beralkohol 3,31 persen. Berdasarkan komoditas, penyumbang inflasi (yoy) di antaranya beras, rokok kretek filter, angkutan udara, emas perhiasan, dan rokok putih.

Sedangkan komoditas penyumbang deflasi (yoy) di antaranya tongkol diawetkan, bawang merah, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ikan layang/ikan benggol dan cabai merah.
“Secara keseluruhan pada Oktober 2023, komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah beras 1,23 persen, rokok kretek 0,29 persen, rokok putih 0,10 persen, bawang putih 0,056 persen, dan ayam hidup 0,055 persen,” bebernya.

Berdasarkan kota, inflasi berdasarkan kalender tahunan di Kota Mataram 2,75 persen. Sementara Kota Bima 2,34 persen. Secara bulanan di Kota Mataram, laju inflasi 0,42 persen. Sedangkan Kota Bima 0,11 persen.

Inflasi di Kota Mataram dan Kota Bima masingmasing paling tinggi disumbang komoditas beras sebesar 1,19 persen dan 1,37 persen.

“Sedangkan inflasi year to date pada Oktober 2023 sebesar 2,30 persen, lebih rendah dibandingkan Oktober 2022 sebesar 5,85 persen,” tandasnya. (rie)

Komentar Anda