Anak Beranak Picu Tingginya Kematian Ibu

dr Nurhandini Eka Dewi (MUHAMMAD HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA-Melonjaknya angka kematian ibu (AKI) ternyata disebabkan multikasus.

Fakta ini diungkapkan langsung Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, dr Nurhandini Eka Dewi, bahwa AKI meningkat tahun 2016 ini. Yakni mencapai 22 kasus per September, jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 20 kasus.

Menurutut dokter spesialis anak yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB ini menyatakan, tingginya AKI disebabkan multikasus. Mulai dari ibu melahirkan dengan umur tua sampai ibu melahirkan dengan umur sangat muda. Kemudian banyaknya ibu melahirkan dengan membawa penyakit bawaan. ‘’Banyak faktornya, mulai ibu yang melahirkan ketuaan dan anak beranak (anak di bawah umur, Red),’’ ungkap Eka kepada Radar Lombok, kemarin (14/10).

Data Dinas Kesehatan Lombok Tengah menyebutkan, anak beranak tercatat sekitar 2.000 lebih per tahunnya. Semua ini disebabkan tingginya angka pernikahan dini di daerah tersebut. Mereka yang belum siap melahirkan dipaksa, sehingga berdampak pada kesehatan ibu. Bahkan, mengancam merenggut nyawa si ibu.

Jelas Eka, dari 21.000 persalinan, sebanyak 10 persen persalinan dilakukan ibu di bawah umur 19 tahun. ‘’Nah, mereka inilah kita sebut tergolong anak beranak,’’ sebutnya.

Ditambahkan ibu satu anak ini, umur ibu melahirkan juga sangat penting. Banyak ditemukan ibu melahirkan sudah umur 49 tahun dan melahirkan anak kesepeluh. Ini juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu.

Begitu juga dengan penyakit bawaan, seperti jantung dan lain sebagainya. Sebab, beberapa jenis penyakit melarang ibu hamil. Jika dilakukan, maka resikonya akan berdampak pada kematian. ‘’Tapi ini yang terjadi kemudian, sehingga munculnya banyak kasus kematian ibu,’’ jelas dia.

Tingginya angka pernikahan dini juga menjadi salah satu penyebab melonjaknya angka perceraian di Lombok Tengah. Kasus ini diungkapkan Kepala Pengadilan Agama Praya, H Taufiqurrahman, bahwa dari angka 700 kasus selama 8 bulan tahuhn 2016 didominasi pasangan suami istri (pasutri) usia dini. ‘’Kebanyakan yang bercerai ini adalah yang mereka yang berusia dini,’’ sebutnya.

Sementara Sekda Lombok Tengah, H Nursiah yang dikonfirmasi mengenai tingginya angka kematian ibu ini mengaku belum tahu pasti secara teknis. Yang jelas, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari solusi jika benar. ‘’Jika benar ini terjadi, maka akan jadi atensi kita,’’ tambahnya. (cr-met)

Komentar Anda