Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Al-Furqon salah satu ponpes penyelenggara tahfidz di NTB. Berbeda dengan ponpes-ponpes lain, ponpes ini lebih mengutamakan pembinaan hafidz-hafidz sejak usia dini.
Janwari Irwan—Giri Menang
Ponpes Tahfidz Al-Furqon terletak di Desa Batu Kute Kecamatan Narmada Lombok Barat. Areal ponpes ini tidak terlalu luas seperti ponpes yang dikenal luas masyarakat. Memasuki kawasan ponpes ini juga tidak keramaian santri. Di ponpes ini, santrinya tidak lebih dari 50 orang.
Pimpinan Ponpes Ustadz Faizi menceritakan, ponpes ini mengutamakan tahfidz sebagai program utamanya. Karena itu, pihaknya tidak banyak menerima santri seperti ponpes-ponpes lainnya. Setiap tahun ajaran baru, ponpes hanya menerima 10 santri. ''Jadi santri yang ada di Al-Furqon sebanyak 50 santri saja jelas,” Ustadz Faizi, Rabu kemarin (15/6).
Ponpes mematok persyaratan santri yang diterima berumur 4 tahun sampai 5 tahun. Lalu calon santri juga dilihat watak dan karakternya. ''Santri yang kita terima masih usia belia minimal yang berumur 4 atau 5 tahun. Supaya santri- santri ini cepat dalam penghafalan,”tambah Ustadz Faizi.
Kegiatan tahfidz dilakukan di masjid. Santri membuat kelompok-kelompok sesuai tingkatan hafalannya. Masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang dan satu orang senior yang sudah menghatam Alqur'an sebagai pembimbingnya. Kegiatan dimulai pukul 04.00 Wita hingga pukul 06.30 Wita. Setelah itu istrihat sebentar untuk melakukan shalat Dhuha. Bagi santri yang sekolah, mereka belajar dahulu. Sementara yang belum sekolah, kembali ke masjid pukul 10.00 Wita sampai pukul 11.58 Wita. Hafalan dilanjutkan kembali setelah selesai shalat Magrib hingga pukul 21.00 Wita.
Program Tahfidz Al-Furqon ini sudah membuahkan hasil. Ada santri yang baru duduk di bangku kelas VI SD sudah menghafal Alqur'an 30 juz. Padahal santri ini baru masuk ke Ponpes Al-Furqon saat duduk di bangku kelas IV SD.
Kemampuan santri menghafal Alqur'an juga menarik perhatian sutradara Film Kalam-Kalam Langit dengan mengajak salah satu santri ikut main di film itu. Dalam film itu, santri bernama Nasron Azizan berperan sebagai Ja'far.
Ponpes Tahfidz Al-Furqon didirikan tahun 1993 yang didirikan oleh Ustadz Faizi. Pendirian ini berawal dari rasa keprihatinannya kepada hafidz akan tetapi sedikit yang bisa menularkan hafalannya ke generasi berikutnya. Selain itu, sebelum Ponpes Al-Furqon bediri, Ustadz Faizi sendiri berniat agar semua anak- anaknya mengahatam Alqur’an. Dengan dasar inilah Ustadz Faizi mulai merintis pembangunan ponpes tahfidz ini dengan cara mengajak teman- teman anaknya bermain di rumah supaya cepat menghatam.
Pendirian ponpes ini tidaklah mulus. Sebelumnya masyarakat menolak adanya ponpes ini, karena dianggap sebagai saingan pesantren lainnya. Apalagi nama yang dipakai sebelumnya tidak lazim menurut masyarakat setempat yaitu Padepokan Al-Furqon. Merespon aspirasi warga itu, nama ponpes dirubah menjadi Ponpes Tahfidz Al-Furqon.
Dalam perjalanannya, ponpes ini mengutamakan kualitas santrinya dalam menghafal Alqur'an. Karenanya setiap tahun, tidak banyak santri yang diterima. Kebijakan Al-Furqon ini juga ternyata menarik minat tuan guru dari ponpes-ponpes lain bahkan ponpes yang menyelenggarakan tahfidz sekalipun, untuk menyerahkan anak-anaknya dibina di ponpes ini. Beberapa santri di Al-Furqon yang saat ini menimba ilmu ternyata anak-anak tuan guru dari ponpes lain.(*)