Industrialisasi Sebagai Percepatan Pembangunan NTB

Oleh : Oleh : Nuryanti Tadjuddin, SE, M,Ed Kepala Disperin Provinsi NTB

INDUSTRIALISASI
Gubernur NTB H Zulkieflimansyah bersama Bupati Lobar H Fauzan Khalid, Kepala Disperin NTB Nuryanti dan pelaku UMKM Lombok Barat.

MEMBANGUNKAN masyarakat NTB dari tidur panjangnya, bahwa pelaku IKM/UMKM bisa, mandiri secara ekonomi. Industrialisasi bisa jadi adalah sekedar nama yang diberikan Gubernur NTB H Zulkieflimansyah dan Wagub NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah. Namun, sebagai warga NTB, tentunya spirit didalamnya harus mampu dimaknai dan terjemahkan bersama. Untuk kemudian bersama-sama membangun dan melangkah bersama. Semua pihak sudah semestinya harus percaya, bahwa industrialisasi NTB ini memang (belum) gagal. Spirit bersama menuju NTB Gemilang.

Pandangan di atas cukup mewakili bagaimana performa industrialisasi di NTB. Satu hal yang pasti, sebuah idealisme tentang industrialisasi NTB telah direncanakan dan dicanangkan. Payung hukum sudah cukup untuk menjalankan beragam proyek industrialisasi. Hanya saja, memang masih ada kekurangan di sana-sini. Untuk itulah, tak ada hal lain selain bersama – sama mesti terus berkolaborasi dengan beragam pihak. Bekerja sama dengan keunggulan masing-masing, demi kemajuan industri di NTB, demi semata-mata untuk kesejahteraan rakyat. Sementara itu, bagaimana mewujudkan industrialiasi?.

Pemerintah berperan memfasilitasi semua kegiatan terkait penguatan 5 faktor pendukung penciptaan nilai tambah, diantaranya: Menyediakan lingkungan yang kondusif, SDM yang handal, Infrastruktur yang memadai, Faktor pendukung lainnya, Proses Industrialisasi (Metode, Dana, Sumber Daya Manusia, Mesin, Material).

Dari sekian pengertian di atas, kemudian menyusul bagaimana potret nyata industrialisasi di NTB. Seperti yang telah direncanakan target utama program industrialisasi pada  tahun 2021 yang telah berjalan adalah terbangunnya ekosistem industrialisasi. Pada sektor Moslem Fashion Industry telah dilakukan pelatihan pewarna alam untuk kain tenun, bimbingan teknis tenun menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), festival desainer tenun Lombok-Sumbawa, hingga fashion show Tenun di tingkat nasional.

Dari berbagai program yang telah dijalankan, menghasilkan IKM dapat menyediakan bahan baku pewarna alam hingga motif tenun. Berkembangnya IKM tenun memengaruhi berkembangnya pemasaran tenun, termasuk berkembangnya konveksi dan desainer hingga jasa-jasa lain yang saling berkaitan dalam satu ekosistem.

Baca Juga :  Wujudkan Ekosistem Industrialisasi NTB, Mataram Kota Kuliner

Gubernur NTB H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah memang telah memilih program industrialisasi untuk percepatan pembangunan NTB. Industrialisasi yang dimaksud kepala daerah bukan dalam konteks pembangunan pabrik-pabrik besar. Tetapi disederhanakan sebagai upaya melakukan hilirisasi/pengolahan seluruh bahan baku yang tersedia di NTB menjadi produk jadi.

Misalnya, tomat diolah menjadi saos, kelor menjadi teh dan obat, kelapa menjadi hasil olahan pangan dan hasil kerajinan lain, serta membuat berbagai macam permesinan tanpa harus membeli dari luar NTB. Sederhananya, seperti arahan gubernur tidak lagi menjual kelapa dan tomat mentah ke pabrikan serta tidak lagi beli mesin-mesin dari luar NTB.

Dari proses pengolahan bahan baku ini, tentunya banyak jasa yang terlibat dan saling terkait serta saling menghidupkan untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar. Itulah industrialisasi yang dimaksudkan.

6 Sektor Industri Prioritas

Terdapat 6 sektor industri prioritas yang diusung dalam kepemimpinan Dr Zul dan Umi Rohmi hingga 2023 mendatang. Pertama, Industri Pangan, dimana  pada tahun 2020 lalu telah menorehkan sejumlah capaian, meski baru dalam proses peletakan pondasi. Dari data yang ada, sejumlah capaian industri pangan tersebut dimulai dari kegiatan standardisasi dan sertifikasi olahan pangan lokal (halal, merek, BPOM PIRT, dan Uji Laboratorium produk lainnya. Kemudian pelibatan IKM NTB dalam penyediaan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) “Gemilang” mengurangi dampak Covid-19.

Kemudian bimbingan teknis dan pendampingan bersama BPPOM untuk pangan lokal dalam kemasan/kaleng ayam Rarang, ayam Taliwang, sate Rembiga, sate pusut serta olahan hasil pertanian/perkebunan, Perikanan/kelautan dan peternakan juga hasil hutan bukan kayu lainnya. 

Kedua, Industri Hulu Agro, juga mulai menampakkan capaiannya. Industrialisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti minyak atsiri, minyak cengkeh, minyak kayu putih dan lain-lain. Capaian yang kalah pentingnya dalam industri Agro ini adalah Pembangunan pabrik pakan terbesar di NTB (Feedmill) yang berlokasi di STIPark Banyumulek.

Baca Juga :  Produk Pangan Olahan Jadi Lokomotif Industrialisasi

Ketiga, adalah Industri Permesinan Alat Transportasi. Pada sektor ini pun telah mencatatkan sejumlah hasil karya putra putri NTB.  Diantaranya pengembangan kendaraan listrik Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS. Berkembangnya aneka mesin – mesin teknologi sederhana dari IKM untuk IKM. Prototype dan bimtek pembuatan mesin-mesin untuk mendukung program zero waste, kampung unggas (mesin pakan, penetas telur dll), mesin-mesin untuk pakan ternak (pencacah rumput dll untuk pakan), dan mesin olahan makanan maupun penyulingan essens oil.

Keempat, adalah industri hasil pertambangan. Fokus dalam sektor ini, menurut kadis kelahiran Mbojo ini, yakni menyiapkan segala sumber daya untuk program industri turunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat.

Kelima, Industri kosmetik, farmasi herbal dan kimia. Hasil yang dicapai pada industri ini antara lain; pengembangan industri kosmetik dan farmasi herbal (organik Lombok dan teh kelor). Pendampingan pembuatan APD (Alat Pelindung Diri) buatan IKM,  standarisasi produk dan bantuan peralatan bagi  IKM kosmetik, farmasi herbal dan alat kesehatan.

Keenam, dan terakhir adalah ekonomi kreatif. Kegiatan industri ini pun sudah mulai menggeliat dan melibatkan kaum melinial sebagai motor penggeraknya. Di dalamnya terdapat Moslem Fashion Industry, pelatihan pewarna alam untuk kain tenun. Bimtek tenun menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin), festival desiner tenun Lombok Sumbawa, fashion show tenun di tingkat nasional. Begitu juga untuk kerajinan, dikembangkan pula industri penyamakan kulit sapi, pengolahan sampah plastik dan pengolahan limbah serabut kelapa,  IG mutiara dan IG ketak.

Melihat fakta demikian, tentu saja bisa terlihat bahwa program industrialisasi yang dicanangkan oleh duet duo Doktor pimpinan NTB ini sudah mulai  menunjukan bukti dan terlihat wujud jati dirinya. (*)

Komentar Anda