SELONG – Beberapa sekolah di Lombok Timur yang rusak parah akibat bencana gempa di tahun 2018 lalu belum diperbaiki sampai sekarang. Salah satunya SDN 6 Pohgading Kecamatan Pringgabaya. Para siswa terpaksa masih belajar di teras sekolah karena ruang kelas masih belum diperbaiki.
Kepala SDN 6 Pohgading, Lalu Sudi, mengungkapkan, sekolahnya memiliki enam ruang belajar dan satu ruang guru. Namun setelah diguncang gempa yang sebagiannya rusak. Dari tiga ruangan yang tersisa, satu ruangan dimanfaatkan untuk guru, dan dua ruang lainnya digunakan belajar siswa kelas lima dan enam.”Sedangkan untuk siswa kelas 2, 3 dan dan 4 mereka terpaksa harus belajar di teras sekolah secara berdampingan. Dan mereka belajar tanpa menggunakan pembatas. Kondisi tersebut jelas sangat tidak nyaman,” jelas Sudi kemarin.
Kerusakan ruang kelas sangat mempengaruhi keberlanjutan aktivitas belajar-mengajar di sekolah tersebut. Banyak orang tua yang enggan memasukkan anaknya di sekolah ini. Di tahun ajaran 2021/2022, tidak ada satu pun siswa baru yang masuk ke sekolah tersebut.” Karena dilihat kondisi kita tidak memiliki ruang belajar, wali murid memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah lain. Masyarakat ragu menyekolahkan anaknya di sini,” imbuhnya.
Ia prihatin melihat kondisi sekolah. Karenanya ia berharap dengan terbentuknya komite sekolah saat ini, akan dapat memecahkan permasalah pembangunan. Selain itu ia juga berharap ke Pemkab Lotim supaya segera memberikan perhatian dan membatu mencari solusi.”Kita ingin para siswa bisa belajar dengan baik,” tutupnya.
Kepala UPT Dinas Dikbud Kecamatan Pringgabaya, Mahrus, mengaku sudah menyampaikan kondisi sekolah tersebut ke dinas. Di Pringgabaya ada tujuh sekolah yang rusak parah yang belum kunjung diperbaiki, termasuk SDN 6.” Saya sudah berbicara dengan kepala sekolah serta komite untuk mengundang wali murid untuk merembukkan solusi membuat ruang belajar sementara. Setelah adanya ruang belajar sementara nantinya, kita berinisiatif menarik siswa kelas dua yang tidak sesuai zonasinya,” tandasnya.(lie)