20 IKM Terpilih Ikut Seleksi Tahap Lanjutan

KERAJINAN: Salah satu produk kerajinan IKM di NTB yang mulai dilirik pasar ekspor, adalah kerajinan batok kelapa (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Balai Pengembangan, Pendidikan dan Promosi Ekspor Daerah (BP3ED), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTB saat ini masih menyeleksi sedikitnya 50 pelaku industri kecil menengah (IKM) yang potensial untuk menembus pasar ekspor. Dari 50 pelaku IKM tersebut, saat ini tersisa tinggal 20 IKM untuk mengikuti seleksi tahap lanjutan.

Kepala BP3ED Disperindag Provinsi NTB, Muhammad Taufik Rahman mengatakan, program-program Training  of Export yang diadakan Balai Besar Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan  Export Indonesia, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan itu berlangsung selama satu tahun, yakni mulai dari 2016 hingga 2017 secara berkelanjutan.

“Ada 50 IKM di NTB yang ikut seleksi dari awal bulan Oktober 2016. Tersisa saat ini sebanyak 20 IKM, dan terus akan diseleksi sampai tersisa 3 orang,” kata Taufik, Selasa (13/12).

Sebanyak 50 IKM dengan berbagai produk kerajinan mulai dari cukli, anyaman bambu, kerajinan batok kelapa, hingga tenun songket Lombok ikut dalam seleksi program Training of Export yang dilaksanakan Kemendag RI. Setelah melakukan training, sebanyak 50 IKM tersebut kemudian diminta untuk memperoduksi kerajinan sesuai dengan karya mereka, namun lebih kepada sentuhan kreatif dan inovasi.

Dari 20 IKM saat ini yang masih dalam tahap seleksi hingga tahun 2017 mendatang, sebagian besar produk mereka dari kerajinan batok kelapa, anyaman bambu, cukli, gerabah dan juga produk handycraft lainnya. “Program Training of Export ini untuk menyeleksi produk kerajinan yang betul-betul berkualitas menuju pasar ekspor,” ujar Taufik.

Selain pendampingan untuk peningkatan kualitas, serta karya yang kreatif dan inovatif, Kemendag juga memberikan pelatihan terkait manajemen dan tata cara berkomunikasi yang baik.

Pasalnya, komunikasi juga menjadi hal yang sangat vital dalam menjalin kemitraan dengan relasi, termasuk juga pembeli yang menjadi negara tujuan ekspor produk kerajinan IKM. “Pendampingan ini tidak semata meningatkan kualitas produk, tapi juga bagaimana menjalin komunikasi yang baik bagi pelaku IKM,” ujarnya. (luk)