Baru 30 Persen UMKM NTB Tersentuh Pasar Ekspor

DIMINATI: Kerajinan asal NTB cukup diminati oleh pembeli (buyers) dari negara di kawasan Timur Tengah, saat pameran di Abu Dhabi beberapa waktu lalu. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM—Potensi produk kerajinan asal Provinsi Ntb masuk pasar ekspor ke berbagai negara di dunia sangat terbuka luas. Produk kerajinan asal NTB justru mendapat apresiasi besar dari berbagai negara baik itu kawasan Timur Tengah, Eropa dan tentunya negara kawasan Asia dan Afrika.

Hanya saja, hingga saat ini produk UMKM yang sudah tembus pasar ekspor masih minim. “Baru 30 persen UMKM di NTB yang tersentuh pasar ekspor,” kata Ketua Asosiasi Profesi Export (APEX) NTB, Anhar Tohrie, Selasa kemarin (22/11).

Anhar mengatakan, ketika dia mengikuti pertemuan dagang yang difasilitasi atase perdagangan luar negeri, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan di sejumlah negara di Timur Tengah, respon pengunjung dari bebagai Negara itu begitu besar terhadap produk kerajinan hasil karya NTB.

Berbagai kerajinan yang cukup diminati oleh buyers (pembeli) di negara kawasan Timur Tengah adalah ketak, cukli, dan berbagai anyaman dari bambu, termasuk juga kain tenun khas NTB. Begitu juga dengan negara kawasan Asia dan Eropa, produk kerajinan asal NTB cukup diminati. Bahkan barang bawaan yang menjadi contoh untuk pameran dalam pertemuan dagang tersebut, langsung ludes terjual.

Baca Juga :  Imbau Pedagang Lewat Siaran Radio

Ini menunjukkan produk kerajinan asal NTB sangat diminati oleh pasar ekspor dari berbagai negara. “Hampir di semua negara cukup meminati produk kerajinan asal NTB,” ujar Anhar.

Hanya saja lanjut Anhar, yang menjadi persoalan di tingkat perajin adalah kualitas dan mutu dari produk kerajinan hendaknya terus ditingkatkan. Yang tak kalah pentinganya lagi adalah, perajin dalam menghasilkan karya kerajinan dituntut untuk memiliki inovasi. Sehingga produk kerajinan yang mereka produksi atau hadirkan itu memiliki ciri khas dan daya tarik serta keunikan sendiri bagi para pembeli, utamanya di negara tujuan ekspor.

Selain itu juga masalah pemilihan bahan baku dasar dari kerajinan. Seperti kualitas kayu dan ornamen yang menjadi hiasan dari kerajinan tersebut hendaknya menggunakan bahan baku yang kering dan terjamin kekuatannya. Dengan demikian, para pembeli dari negara tujuan ekspor tidak kecewa ketika sudah membeli produk perajin asal NTB.

Baca Juga :  Dinas Dorong Pembentukan Koperasi Pasar

Secara umum, kata Anhar produk kerajinan asal NTB sudah menembus berbagai pasar di dunia. Hanya saja, dari beberapa temuan dilapangan didapatkan seperti kerajinan cukli justru diklaim produk Jakarta, karena perusahaan yang melakukan ekspor adalah dari Jakarta. Begitu juga dengan anyaman ketak, justru di klaim berasal dari Bali. Padahal, kedua kerajinan tersebut merupakan asli hasil karya dan di produksi di NTB.

Produk kerajinan asal NTB ini sudah ada di hampir semua negara. Hanya saja, karena di ekspor oleh pengusaha luar NTB, maka diklaim sebagai produksi daerah luar NTB. Dengan adanya kebijakan pelonggaran menjadi eksportir, maka peluang pelaku perajin dan pengusaha NTB untuk langsung ekspor produk mereka sangat terbuka lebar.

“Kami terus lakukan sosialisasi dan pendampingan kepada pelaku UMKM di NTB agar mereka terlibat langsung dalam proses ekspor. Alhamdulillah sudah ada 60 lebih perajin /pengusaha asal NTB sudah memiliki SKA sebagi eksportir,” ucapnya. (luk)

Komentar Anda