Wali Kota Belum Izinkan Sekolah Tatap Muka

SEKOLAH: Meskipun status Kota Mataram sekarang zona kuning penyebaran Covid-19, namun Wali Kota Mataram hingga kini belum mengizinkan dimulainya sekolah tatap muka di Kota Mataram. (ALI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Meski Kota Mataram untuk sementara berstatus zona kuning penyebaran Virus Covid-19. Namun Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh dengan tegas menyatakan pihaknya belum mengizinkan pembelajaran sekolah tatap muka.

Ahyar mengaku dirinya tidak ingin terburu-buru untuk memutuskan memulai sekolah tatap muka. Ia juga belum memberi lampu hijau simulasi sekolah tatap muka dilaksanakan. “Tidak, saya belum izinkan untuk memulai sekolah tatap muka,” ujar Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh di Mataram, Jumat kemarin (2/10).

Dirinya bersama ketua kelompok kepala sekolah dan pihak terkait lainnya, mengagendakan pertemuan untuk membahas persiapan Kota Mataram. Karena semua pihak memiliki keinginan yang sama, yaitu siswa sekolah yang sudah sekian lama tidak belajar tatap muka. Lalu timbul kejenuhan yang dirasakan siswa sekolah. “Kita akan bahas ini, bagaimana situasinya di Kota Mataram. Pada dasarnya keinginan kita itu sama,” katanya.

Pembelajaran secara Daring (online) yang selama ini diterapkan saat pandemi corona, memang cukup banyak hambatan dan kendalanya. Tentunya juga tidak bisa seefektik pembelajaran tatap muka.  Sehingga target yang sudah direncanakan tidak bisa dicapai secara maksimal.

“Kita tahu kejenuhan siswa-siswa ini. Oleh karena itu kita punya keinginan yang sama. Tapi saya minta dipertimbangkan seperti apa yang bisa dilakukan dalam rangka bersama-sama melakukan pencegahan Covid-19 ini,” terangnya.

Dirinya tidak ingin terburu-buru memutuskan. Karena pembelajaran tatap muka dikhawatirkan akan memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19. Apalagi penyebaran Covid-19 di Mataram dengan trend menurun. Karena sudah keluar dari zona merah.

“Saya tidak ingin kondisi zona merah itu kembali lagi. Karena bahaya dan merugikan masyarakat kita. Saya tentu ingin protokol kesehatan dilaksanakan dengan tinggi sesuai standar-standar. Misalnya harus dipastikan menggunakan masker. Dipastikan anak-anak kita yang beraktifitas di sekolah itu non reaktif semuanya,” jelasnya.

Karena itu, untuk memastikan siswa sekolah ini dengan kondisi aman. Ahyar menimang peluang untuk melakukan rapid tes terhadap seluruh siswa SD/SMP di Kota Mataram. Jumlahnya sekitar 60 ribu orang. “Ditambah dengan tenaga administrasi di sekolah. Sekitar 80 ribuan bisa kita rapid. Kita juga harus menyiapkan masker. Saya ingin semua dirapid untuk memastikan semua non reaktif,” terangnya.

Ahyar memahami, jika rapid tes dilaksanakan, maka beban biaya yang akan ditanggung Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram cukup besar. “Saya belum yakin, bisa tidak protokol kesehatan ini dilaksanakan secara disiplin disekolah. Bagaimana menjaga anak-anak itu dalam berinteraksi disekolah. Bisa tidak physical distancing dilaksanakan. Makanya saya belum mengizinkan sekolah tatap muka dimulai,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Lalu Fatwir Uzali mengatakan, secara pribadi dirinya belum setuju sekolah tatap muka dimulai dalam waktu dekat. Meskipun kondisi di Kota Mataram untuk sementara berstatus zona kuning. “Saya akan laporkan ke Wali Kota Mataram dulu. Yang jelas harus banyak pertimbangan untuk bisa memutuskan sekolah tatap muka dimulai,” singkat Fatwir. (gal)

Komentar Anda