Unram Minta Maaf Atas Postingan Oknum Mahasiswi KKN

KKN: Ketua LPPM Unram Dr. Ir. Sukartono, M.Agr (kanan) didampingi Sekretaris LPPM Unram menjelaskan duduk perkara dinamika KKN di Desa Kayangan. (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mataram (Unram), Dr. Sujita, S.T., M.T meminta maaf atas postingan NWAP, mahasiswi KKN Unram di Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Di mana postingan pada Minggu (23/7), yang menyebut tidak ada yang cantik di Desa Kayangan itu, menyinggung warga desa setempat, sehingga menimbulkan kegaduhan.

“Saya selaku pimpinan Unram mohon maaf atas kejadian tersebut. Sebab ada batas-batas norma yang harus dihormati. Postingan itu telah menyinggung perasaan masyarakat yang ada di Desa Kayangan,’’ ucapnya kepada Radar Lombok saat ditemui ruang kerjanya, Selasa (25/7).

Selain itu, pihaknya meminta maaf kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda yang ada di Desa Kayangan. Dengan harapan semoga kejadian ini tidak terulang kembali. “Dan kepada seluruh mahasiswa yang saat ini melaksanakan KKN diingatkan supaya mem-posting program-program yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat,’’ harapnya.

Baca Juga :  Mahasiswa Hindu Ini Raih Gelar Magister Pendidikan Islam dari UIN Mataram

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unram Dr. Ir. Sukartono, M.Agr menjelaskan bahwa mahasiswi tersebut sudah meminta maaf dan sudah pula dimediasi oleh kepala desa.

“Alhamdulillah, persoalannya sudah klir dan mahasiswa bisa melanjutkan KKN-nya. Tapi kita sesalkan juga postingan dari mahasiswa yang bersangkutan,’’ ucapnya.

Diakui, mahasiswa tetap melanjutkan KKN di sana, sebab program belum tuntas. “Jadi tidak ada pemulangan mahasiswa KKN. Ini masalah kecil, hanya saja salah menggunakan media sosial (medsos) yang seharusnya mereka mem-posting kegiatan-kegiatan program yang dilakukan,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Siswa Sedikit, SMP Negeri 7 Praya Ditutup

Oleh karena itu, mahasiswa harus fokus melakukan kegiatan pengabdiannya di masyarakat. Jangan sampai persoalan yang sedikit kemudian membuat yang lain terbengkalai. “Sudah lama KLU itu menjadi daerah binaan Unram. Tidak hanya di kegiatan ini, namun pengabdian dosen juga di sana,’’ terangnya.

Untuk diketahui, sebelum mahasiswa melakukan KKN ada panduan-panduan diberikan, dan mereka juga sudah diberikan pembekalan substansi, bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat, menjaga tata krama. Kemudian sudah dilakukan monitoring.

“Pada intinya, kejadian yang kemarin, semua kita tidak menginginkannya terjadi. Alhamdulillah sudah diselesaikan dan tidak menghambat untuk melanjutkan KKN,’’ terangnya. (adi)

Komentar Anda