TGB Ingatkan Bahaya Politik Identitas Jelang Pemilu 2024

Ketua Umum PB NWDI TGB M Zainul Majdi saat halalbihalal TGB Center, di Mataram, Senin kemarin (30/5). (AHMAD YANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Ketua Umum PB NWDI TGB M Zainul Majdi menilai bahwa kondisi menjelang Pemilu 2024, hampir tidak jauh berbeda dibandingkan dengan Pemilu 2019.

Di mana, kata TGB, politik identitas dalam makna negatif digunakan sebagai bahan eksploitasi, yang tujuannya mempertajam polarisasi dan perbedaan sebagai sesama anak bangsa. “Saya kira polarisasi politik identitas puncak pada Pemilu 2019, tetapi saat ini kita berada pra-kondisi menuju polarisasi politik identitas. Ini tidak boleh terjadi. Kita tidak boleh terjerumus ke lubang yang sama,” ungkap mantan Gubernur NTB tersebut saat halalbihalal TGB Center, di Mataram.

TGB bertekad akan menyuarakan terus-menerus bahaya eksploitasi politik identitas dalam makna negatif tersebut. Menurutnya, harus ada pihak-pihak yang harus terus-menerus menyuarakan bahaya dari eksploitasi politik identitas dalam makna negatif itu. “Saya akan ambil menjadi bagian untuk menyuarakan itu, meski saya akan di-bully,” ucap TGB.

Baca Juga :  Fahri Khawatir Pemilu Jadi Pesta Kematian

Diungkapkan TGB, jika tidak ada yang menyuarakan dan mengingatkan hal itu, maka potensi bangsa ini mengarah kepada bangsa rasis. Padahal, rasisme sesuatu yang sangat ditentang oleh Rasullulah SAW. Islam tidak melihat orang kulit putih lebih dari kulit hitam, orang arab lebih dari non-arab. “Tetapi membedakan kita adalah ketakwaan. Tidak ada urusan soal kulit dan latar belakang,” tandasnya.

Menurut TGB, politik identitas dalam makna positif, sudah dipraktikkan oleh para pendiri bangsa dalam bernegara. Politik identitas dalam makna positif, ketika itu ditujukan untuk memperkuat persatuan, kesatuan kebangsaan, dan bukan untuk melebarkan jarak perbedaan. “Jadi politik identitas itu bukan untuk memperbesar perbedaan dan mempertajam polarisasi, tetapi dijadikan sebagai bahan untuk memperkokoh kebangsaan kita sebagai suatu bangsa Indonesia,” paparnya.

Baca Juga :  Zul-Rohmi Jilid II Dinilai sebagai Keputusan Sangat Realistis

Sebab itu, TGB mengajak kepada semua elite dan masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan kebangsaan sebagai sebuah warisan kesepakatan bersama dari pendiri bangsa.

Siapa pun, kata TGB, yang menginisiasi persatuan, terlebih jika dari anak bangsa Indonesia, maka sudah sepatutnya saling mendukung satu sama lainnya. “Bahwa hal-hal yang baik, kesepakatan yang diambil untuk menegakkan keadilan, kebenaran, dan memperjuangkan visi mulia itu wajib kita jaga,” pungkasnya. (yan)

Komentar Anda